Senin 20 Nov 2017 11:06 WIB

Aplikasi Pil Digital Bantu Pasien Minum Obat Teratur

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Winda Destiana Putri
Pil. Ilustrasi
Foto: Foxnews
Pil. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak regulator Amerika Serikat (AS) telah menyetujui aplikasi pil digital pertama dengan sensor untuk pasien. Aplikasi ini akan melacak apakah pasien meminum obat mereka dengan benar.

Aplikasi pil digital dinilai sebagai langkah maju yang signifikan dalam konvergensi perawatan kesehatan dan teknologi. Sistem ini menawarkan cara yang objektif pada dokter untuk mengukur apakah pasien menelan pil mereka sesuai jadwal.

Obat tersebut adalah obat yang dikeluarkan oleh Otsuka Pharmaceutical Co Ltd Abilify untuk penyakit skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi. Sedangkan aplikasinya yang berisi alat pelacak dikembangkan oleh Proteus Digital Health. Karena hal ini saham Otsuka naik 2,5 persen setelah berita Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA).

FDA mengatakan bahwa kemampuan untuk melacak konsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk penyakit jiwa mungkin berguna untuk beberapa pasien, meskipun kemampuan aplikasi pil digital untuk memperbaiki kepatuhan pasien belum terbukti.

FDA mendukung pengembangan dan penggunaan teknologi baru dalam resep obat dan berkomitmen bekerja sama dengan perusahaan untuk memahamib agaimana teknologi dapat menguntungkan pasien dan resep, kata Mitchell Mathisdari Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA, dikutip dari Fox News.

Sistem ini bekerja dengan mengirimkan pesan dari sensor pil kepotongan kecil yang bisa dipakai. Kemudian, mentransmisikan informasinya ke aplikasi mobile sehingga pasien dapat melacak konsumsi obat di smartphone mereka.

Sensor tidak memiliki baterai atau antena dan diaktifkan dari cairan yang masuk ke dalam perut. Itu melengkapi sirkuit antara lapisan tembaga dan magnesium di kedua sisi sehingga menghasilkan muatan listrik kecil.

Dalam jangka panjang, aplikasi pil digital semacam itu juga bisa digunakan untuk mengelola pasien dengan rutinitas pengobatan rumit lainnya. Contohnya, seperti penderita diabetes atau jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement