Rabu 15 Nov 2017 01:11 WIB

Peneliti Temukan Cara Perbaiki Gen Penyebab Kolesterol

Kolesterol (Ilustrasi)
Foto: Google
Kolesterol (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Peneliti Amerika Serikat menggunakan nanoteknologi ditambah alat kuat penyuntingan gen CRISPR-Cas9 untuk mematikan gen kunci terkait kolesterol pada sel hati tikus. Demikian pernyataan kajian yang disiarkan pada Senin.

Hal tersebut menjadi cara baru memperbaiki gen penyebab kolesterol tinggi dan penyakit hati lain. Nanoteknologi adalah rancangan dan manipulasi material ribuan kali lebih kecil daripada lebar rambut manusia.

"Kami menunjukkan bahwa Anda dapat membuat nanopartikel, yang bisa digunakan secara tetap dan khusus menyunting DNA di hati hewan dewasa," kata penulis kajian itu, Daniel Anderson, mahaguru teknik kimia di Lembaga Teknologi Massachusetts.

Kajian yang disiarkan pada Senin di Nature Biotechnology itu memberi harapan untuk menyunting gen secara tetap. Seperti PCSK9, gen pengatur kolesterol, yang menjadi sasaran dua obat buatan perusahaan bioteknologi Regeneron Pharmaceuticals dan Amgen.

Dalam kajian tersebut, para ilmuwan mencoba mengembangkan cara yang aman dan efisien untuk memberikan komponen yang dibutuhkan untuk CRISPR-Cas9, sejenis gunting molekuler yang dapat secara selektif memangkas gen yang tidak berfungsi dan menggantinya dengan bagian DNA yang baru.

Sistem itu terdiri atas enzim pemotong DNA yang disebut Cas9 dan bagian RNA yang memandu pemotongan enzim ke tempat yang benar dalam genom. Sebagian besar tim saat ini menggunakan virus untuk mengirimkan CRISPR ke dalam sel, sebuah pendekatan yang terbatas karena sistem kekebalan tubuh dapat mengembangkan antibodi terhadap virus.

Untuk mengatasinya, tim memodifikasi komponen CRISPR secara kimiawi untuk melindungi mereka dari enzim dalam tubuh yang biasanya akan menghancurkannya. Tim itu kemudian memasukkan bahan tersebut ke dalam partikel lemak berskala nano dan menyuntikkannya ke tikus, yang akan bergerak menuju sel-sel hati.

Dalam tes yang menargetkan gen PCSK9, sistem tersebut terbukti sangat efektif, sehingga menghilangkan gen di lebih dari 80 persen sel hati. ''Protein PCSK9 yang dibuat oleh gen tersebut tidak terdeteksi pada tikus yang diobati, yang juga mengalami penurunan kolesterol total 35 persen,'' demikian laporan para peneliti tersebut.

Kadar kolesterol tinggi bisa menyumbat arteri, menyebabkan aliran darah berkurang sehingga bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke. Tim peneliti tersebut sekarang bekerja untuk mengidentifikasi penyakit hati lainnya yang mungkin mendapat manfaat dari pendekatan tersebut, dan memperbaikinya untuk digunakan pada masyarakat.

"Jika Anda bisa memrogram ulang DNA hati Anda saat Anda masih menggunakannya, kami pikir, banyak penyakit bisa diatasi," demikian Anderson.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement