Sabtu 11 Nov 2017 12:22 WIB

Google Prediksi Manusia dan Robot Berkolaborasi pada 2020

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Kecerdasan buatan/ilustrasi
Foto: wordpress.com
Kecerdasan buatan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA --Persepsi publik terhadap teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), pada 2017, nampaknya berada di suatu tempat di persimpangan ketakutan eksistensial dan optimisme yang hati-hati. Namun, Guru atau master Artificial Intelligence (AI) Google, memprediksi manusia dan mesin akan berkolaborasi dalam waktu 20 tahun.

Ray Kurzweil, guru AI dan futurisme Google menilai, ada gerakan orang yang percaya AI sangat penting untuk evolusi spesies manusia. Orang-orang ini bukan orang luar atau outlier, mereka sebenarnya mengarahkan penelitian terdepan di perusahaan seperti Google. Menurutnya, kebanyakan orang tidak tahu bahwa dunia yang ditinggali saat ini tidak lebih parah kondisi kelaparan dan kemiskinan dibanding sebelumnya.

''Tiga miliar orang memiliki smartphone, saya pikir itu dua (miliar), tapi saya baru tahu itu tiga (miliar), Dalam beberapa tahun itu akan menjadi enam miliar,'' kata Kurzweil, dikutip sari Thenextweb, Sabtu (10/11).

Ia menambahkan, perang paling mematikan dalam sejarah manusia yang tercatat, Perang Dunia II, berakhir hanya 72 tahun yang lalu. Pada saat itu, manusia telah terlibat dalam pertempuran yang tak terhitung jumlahnya. Sementara AS tetap terlibat dalam perang terpanjang dalam sejarahnya.

Spesies manusia saat ini menikmati periode paling damai dalam sejarah peradaban. Di sisi lain, ketakutan eksistensial adalah bahwa AI akan mengkompromikan kemajuan ini dan membuat manusia kembali ke tingkat kepunahan berikutnya. ''Jika teknologi seperti bom atom membuat Perang Dunia II jauh lebih buruk daripada sebelumnya, bukankah itu akan menunjukan Perang Dunia III akan semakin menghancurkan? Ini lebih kompleks dari itu,'' kata Kurzweil.

Dia percaya sebagian alasan mengapa manusia dapat hidup berdampingan dengan sangat luar biasa (dalam skema sejarah besar) begitu lama karena demokrasi mulai berlaku di seluruh dunia. Ia juga percaya bahwa bangkitnya demokrasi adalah akibat langsung dari kemajuan teknologi komunikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement