REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Teknologi diharapkan bisa membalikkan sejumlah kerusakan pada planet akibat industrialisasi serta membantu mengakhiri penyakit dan kemiskinan, ujar fisikawan terkemuka Stephen Hawking, Senin (6/11).
Meski diharapkan mampu membawa hasil positif, namun kecerdasan buatan (AI) perlu dikendalikan. Hawking, seorang ahli kosmologi Inggris yang didiagnosis menderita penyakit syaraf motorik saat berusia 21 tahun, mengatakan teknologi dapat mengubah setiap aspek kehidupan namun memperingatkan kecerdasan buatan akan menimbulkan tantangan baru.
Ia mengatakan kecerdasan buatan dan robot sudah mengancam jutaan pekerjaan, namun revolusi baru ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat dan demi kebaikan dunia seperti mengurangi kemiskinan dan penyakit.
"Kebangkitan AI bisa menjadi hal terburuk atau terbaik yang pernah terjadi bagi kemanusiaan," kata Hawking melalui sambungan video pada malam pembukaan KTT Web 2017 di Lisbon, Portugal, yang dihadiri oleh sekitar 60 ribu orang.
"Kita hanya perlu menyadari bahaya, mengidentifikasi mereka, menerapkan praktik dan manajemen terbaik serta mempersiapkan konsekuensinya dengan baik terlebih dahulu," tutur Hawking.
Komentar Hawking muncul saat perdebatan yang meningkat tentang pro dan kontra kecerdasan buatan, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan mesin dengan pengodean komputer yang mampu belajar saat menyala.
Pengusaha Silicon Valley Elon Musk, yang merupakan chief executive pembuat mobil listrik Tesla Inc dan perusahaan roket SpaceX, telah memperingatkan AI adalah ancaman bagi eksistensi manusia. Namun pendiri Microsoft Bill Gates dalam sebuah wawancara langka baru-baru ini mengatakan kepada WSJ Magazine tidak ada yang perlu ditakuti.
Hawking mengatakan setiap orang memiliki peran dalam memastikan generasi sekarang dan berikutnya terlibat sepenuhnya dengan studi ilmu pengetahuan pada tingkat awal untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.
"Kita perlu belajar di luar diskusi teoritis tentang bagaimana AI seharusnya, dan mengambil tindakan untuk memastikan kita merencanakan bagaimana keadaannya," kata Hawking, yang berkomunikasi melalui otot pipi yang telah dipasangi sensor dan pranata suara terkomputerisasi.
"Anda semua memiliki potensi untuk mendorong batas-batas dari apa yang bisa diterima atau diharapkan, dan untuk berpikir luas. Kita berdiri di ambang dunia baru yang berani. Ini adalah tempat yang menarik dan kalian adalah pelopornya," katanya.