REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Start up digital diminta tak hanya unggul di Indonesia saja. Namun, menurut Managing Director Indigo.id, Ery Punta Hendraswara, mereka juga harus mampu memaksimalkan perkembangan teknologi digital untuk menjangkau pasar global, dimulai dari lingkup ASEAN.
Ery menilai, dari sisi kualitas, banyak start up digital Indonesia yang bahkan sudah lebih unggul dibandingkan start up negara maju. "Start up Indonesia harus menjadi jawara global, jawara dunia," ujar Ery kepada wartawan di Bandung, Sabtu (4/11) lalu.
Menurut Ery, dengan sekitar 250 juta penduduk, pasar Indonesia memang mencapai 40 persen ASEAN. Namun, tentu akan lebih baik jika potensi pasar sekitar 620 juta penduduk ASEAN bisa digarap seluruhnya, kemudian melangkah menuju pasar global yang jauh lebih besar. Peluangnya pun terbuka, baik dari perjanjian pasar bebas maupun kemajuan teknologi informasi.
"Peluang ini tentu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, jangan dibiarkan berlalu begitu saja," kata Ery.
Ery menjelaskan, Indigo.id akan memberikan panggung bagi start up naungannya untuk mengenalkan produk dalam berbagai event, baik di dalam maupun luar negeri. Selain untuk membuka pasar bagi produk mereka, hal itu juga dilakukan untuk membuka akses jejaring permodalan dan pengetahuan serta pengalaman bisnis digital.
"Langkah ini juga sejalan dengan visi Telkom untuk menjadi King of Digital in the Region," kata Ery.
Salah satu event prestisius lokal yang diikuti binaan Indigo.id adalah Tech in Asia (TIA) 2017 di Jakarta, 1-2 November 2017 lalu. Sementara untuk pameran luar negeri, di antaranya adalah Innovest Unbound di Singapura, CEBIT di Jerman, juga ITU World Telecom di Korea Selatan.