REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendengar kata nuklir, sebagian besar masyarakat masih cenderung merujuk kepada bom. Tak heran jika masih banyak yang beranggapan bahwa nuklir itu berbahaya.
Padahal, menurut Direktur Jenderal Sumber Daya IPTEK dan DIKTI Ali Gufron Mukti, teknologi ini bisa memberi manfaat untuk hajat hidup banyak orang.
"Ilmu pengetahuan berkembang luar biasa dan sangat cepat. Tapi sayangnya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak melek teknologi. Indonesia ini bangsa yang besar. Dengan sumber daya manusia yang dikelilingi oleh sumber daya alam yang sangat berpotensi, kita harus menjadi bangsa yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi,'' ujarnya dalam seminar Membangun Masyarakat Berbasis Ilmu pengetahuan di Jakarta, Kamis (2/11).
Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Dr Djarot S. Wisnubroto menjelaskan, energi nuklir itu menjadi satu-satunya sumber listrik yang tidak memancarkan gas rumah kaca sehingga secara efektif bisa mengganti bahan-bakar fosil.
Selain itu, energi nuklir juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atas peran pentingnya dalam memasok listrik dunia.
Bahkan saat ini, tercatat ada 439 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang beroperasi di 32 negara. Di Indonesia sendiri, pengembangan teknologi nuklir telah diupayakan di Indonesia oleh BATAN dengan hasil yang telah membantu meningkatkan kehidupan rakyat Indonesia di berbagai bidang termasuk Bidang Peternakan, Bidang Pertanian, Bidang Pertambangan, dan Bidang Kedokteran.
''Indonesia saat ini punya tiga reaktor nuklir salah satunya di Yogyakarta dan itu dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,'' jelas Ali.