Jumat 27 Oct 2017 15:34 WIB

Ilmuwan Teliti Penyebab Malfungsi Baterai Gawai

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gambar dendrit pada baterai dalam level atom.
Foto: Endgadget
Gambar dendrit pada baterai dalam level atom.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Hati-hati, baterai berdaya tinggi yang ada di laptop maupun ponsel pintar Anda bisa saja mengalami malfungsi, yang mengakibatkan baterai terlalu panas bahkan bisa terbakar. Hal tersebut diungkapkan tim peneliti dari Stanford University dan Department of Energy's SLAC National Accelerator Laboratory.

Tim peneliti itu menggunakan cryo-electron microscopy (cryo-EM), sebuah teknik yang memenangkan Hadiah Nobel 2017 dalam bidang kimia, untuk menangkap resolusi tinggi, gambar level atom seperti pertumbuhan di perangkat yang disebut dendrit.

Gambaran baru ini memberi ilmuwan gagasan yang lebih baik tentang apa yang menyebabkan baterai berdaya tinggi menjadi terlalu panas. Sehingga dapat menghasilkan perangkat lebih aman untuk pengguna.

Tim tersebut menangkap gambar dendrit perdana pada level atom, yang dapat menerobos penghalang di antara berbagai segmen baterai, yang menyebabkan sirkuit pendek atau api. Gambar cryo-EM menunjukkan dendrit logam litium sebagai kristal enam sisi panjang dan bukan bentuk yang tidak beraturan, seperti yang terlihat pada citra mikroskop elektron sebelumnya.

Teknik ini memungkinkan peneliti membekukan baterai pada setiap titik dalam siklus debit muatannya, menghilangkan berbagai komponen, dan melihat apa yang terjadi berdasarkan atom demi atom. Mereka kemudian dapat membuat film 'stop-aksi' dari berbagai gambar yang mereka ambil, yang memberi wawasan sebelumnya tentang keterlambatan proses yang terjadi di dalam baterai berdaya tinggi.

Tim saat ini mampu melihat kedua dendrit dan lapisan interphase elektrolit padat (SEI) pada masing-masing, karena mengendalikan stabilitas SEI penting untuk baterai yang efisien.

''Dengan cryo-EM, Anda bisa melihat bahan yang rapuh dan tidak stabil secara kimia dan Anda dapat mempertahankan keadaan aslinya, seperti apa sebenarnya di dalam baterai, dan melihatnya di bawah resolusi tinggi,'' kata profesor dan pemimpin riset Yi Cui, dalam sebuah pernyataan, mengutip Engadget, Jumat (27/10).

Menurut Yi, cara ini mencakup semua jenis bahan baterai. Logam litium yang mereka pelajari di sini hanyalah satu contoh. ''Tapi ini sangat menarik dan sangat menantang,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement