REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter bakal meluncurkan Pusat Transparansi Iklan, sebagai langkah meningkatkan transparansi untuk semua iklan di jejaring sosialnya, termasuk iklan berbasis politik. Twitter juga berencana memperbaiki kontrol untuk pengiklan dan menerapkan kebijakan periklanan yang lebih ketat.
"Pusat Transparansi Iklan akan menginformasikan kepada semua pengguna tentang siapa yang beriklan di Twitter, rincian di balik iklan tersebut, dan tools bagi pengguna untuk memberikan umpan balik mereka," kata Twitter dalam keterangan pers diterima Republika.co.id, Rabu (25/10),
Pembaruan ini mulai dilakukan di Amerika Serikat terlebih dahulu dalam beberapa minggu mendatang. Setelahnya akan diimplementasikan secara global.
Pusat Transparansi Iklan nantinya bakal menunjukkan informasi tentang semua iklan yang sedang berjalan di Twitter. Di antaranya iklan yang dipromosikan, berapa lama iklan telah berjalan di Twitter, materi iklan yang terkait dengan kampanye tersebut, hingga iklan yang ditargetkan kepada pengguna, serta informasi hasil personalisasi tentang iklan yang layak Anda terima berdasarkan penargetan.
"Pengguna juga nantinya akan dapat melaporkan iklan yang tidak pantas atau memberi umpan balik negatif (misalnya: "Saya tidak suka iklan ini") untuk setiap iklan yang berjalan di Twitter – baik iklan tersebut menargetkan pengguna atau tidak," kata Twitter.
Umpan balik ini disebut bakal membantu Twitter lebih cepat menghapus iklan yang tidak pantas dari platform, dan menunjukkan iklan yang lebih relevan di linimasa pengguna.