REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Setiap orang yang kita jumpai adalah guru kehidupan, setiap tempat yang kita kunjungi adalah sekolah kehidupan. Tanpa kemauan untuk memaknai hidup, kita tak akan pernah bisa belajar dari guru kehidupan dan sekolah kehidupan di sekitar kita.
Bagi Piay Kundel, sosok pendidik yang sudah berkiprah 30 tahun di dunia pendidikan, motivasi terbesar mengikuti Pelatihan Matematika Nalaria Realistik (MNR) untuk mengenal lebih dekat sosok lembaga Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dengan MNR-nya. Pelatihan MNR sendiri digelar di kantor Klinik Pendidikan MIPA dari tanggal 10-13 Oktober 2017.
Dengan lugas dan jujur dia mengatakan bahwa tak ada yang luar biasa dengan teori dan teknik mengajar yang diajarkan di sesi pelatihan. Justru beliau sangat terkesan dan belajar satu pelajaran hidup selama 4 hari di KPM: belajar menjadi manusia yang ikhlas.
"Saat menyimak sajian materi dari para pembicara yang merupakan karyawan KPM, saya paham bahwa mereka orang berpendidikan yang rendah hati. Sesama pembicara saling mengakui mereka saling berguru satu sama lain. Saya senang mendengarnya. Betapa mereka saling memuliakan sebagai seorang pendidik," ujar Piay.
Senada dengan Piay, Iva pun memiliki kesan tersendiri saat mengikuti pelatihan MNR. Kesukaannya pada matematika dan tingginya rasa ingin tahu untuk belajar metodologi pembelajaran MNR menjadi motivasi terbesar mengikuti pelatihan MNR di Bogor.
Iva merasa senang karena semua sajian materi pelatihan, terutama materi 'Cara Berpikir Suprarasional' dan 'Menjadi Guru Hebat dan Berkah' semakin mengokohkan visi hidupnya sebagai seorang guru.
Ketika ditanya soal manfaat pelatihan, Iva menyatakan banyak menemukan pelajaran hidup dari sesama peserta pelatihan lain. Secara tidak langsung, dia merasa ditegur karena belum bisa jadi manusia yang pandai bersyukur.
"Saya hidup di lingkungan kota dengan fasilitas lengkap. Berbeda dengan teman-teman peserta lain yang tinggal diluar Pulau Jawa. Mereka berjuang dengan fasilitas yang terbatas. Sekarang saya merasa harus mulai banyak bersyukur dan semakin semangat untuk mengajar. Setelah pelatihan MNR ini berakhir, cara saya memahami kehidupan pun jadi berubah," kata Iva.
Presiden Direktur KPM, Ridwan Hasan Saputra, mengapresiasi semua pihak yang turut menyukseskan pelatihan MNR 4 hari 3 malam. Menurut Ridwan, misi utama pelatihan ini adalah untuk mencari para kader guru yang mau mengajar dengan bayaran seikhlasnya.
Para kader ini diharapkan memiliki kesungguhan untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh melalui Rumah Pendidikan Matematika, Klub Matematika Seikhlasnya, Sekolah Center yang dibangun dan dikembangkan di daerah masing-masing.
"Banyak pihak yang berkorban agar pelatihan ini bisa terselenggara dengan baik. Semoga pengorbanan ini menjadi ikhtiar nyata untuk memperbaiki kondisi bangsa yang kita cintai ini," kata dia.