REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- New York Times mengubah pedoman media sosial bagi wartawannya. Hal tersebut dilakukan agar wartawan New York Times tidak tampak bias. Menurut editor eksekutif New York Times, Dean Baquet, banyak jurnalis New York Times memiliki suara yang berpengaruh di Twitter, Facebook, Instagram dan platform media sosial lainnya.
"Suara pembaca, pendengar, dan pemirsa kami menginformasikan dan memperbaiki pelaporan kami. Tetapi kita juga perlu memastikan bahwa kita terlibat secara bertanggungjawab di media sosial, sesuai dengan nilai ruang berita kita," ujar Baquet, dilansir dari Fox News, Sabtu (14/10).
Kemungkinan keputusan Baquet memperbarui kebijakan berkaitan dengan koresponden Gedung Putih untuk New York Times Glenn Thrush. Thrush yang biasa mengkritik Presiden AS Donald Trump berhenti men-tweet sejak 19 September. Ia mengambil keputusan itu karena terlalu banyak gangguan. Tetapi beberapa kicauan lamanya kemungkinan menciderai pedoman baru media sosial New York Times.
Dalam unggahan media sosial, jurnalis New York Times tidak boleh mengungkapkan pendapat partisan, mempromosikan pandangan politik, mendukung kandidat, memberikan komentar. Selain itu, jurnalis juga dilarang melakukan hal lain yang mengurangi reputasi jurnalistik New York Times.