Sabtu 07 Oct 2017 12:50 WIB

Target Penurunan Emisi Karbon Diprediksi Meleset

Emisi Karbon
Foto: Republika.co.id
Emisi Karbon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil penelitian World Resources Institute (WRI) Indonesia terbaru menunjukkan dengan kebijakan pemerintah seperti saat ini maka target menekan emisi karbon dioksida (CO2) sehingga tidak melewati 2 gigaton pada 2030 bisa gagal. Senior Manajer Iklim dan Hutan WRI Indonesia Arief Wijaya mengatakan berdasarkan analisis kuantitatif menunjukkan bahwa upaya kebijakan yang dilaksanakan seperti saat ini hanya dapat mengurangi emisi menjadi sekitar 2,3 gigaton CO2.

Ini masih melampaui target nasional yang menetapkan emisi sebesar 2 gigaton pada 2030. Meskipun berbagai langkah nyata telah diupayakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan WRI Indonesia, potensi mitigasi CO2 dari kebijakan dan peraturan nasional di sektor lahan dan energi belum cukup mencapai target emisi Indonesia. Kebijakan yang diambil meliputi kebijakan moratorium perizinan konsesi di hutan dan lahan gambut, restorasi lahan gambut, target bauran energi terbarukan, perhutanan sosial, serta rehabilitasi lahan hutan yang terdegradasi.

Kebijakan moratorium hutan Indonesia, ia mengatakan memang menjadi potensi mitigasi terbesar secara keseluruhan. Namun demikian, jika kebijakan ini diteruskan hingga 2030 dan dilaksanakan tidak saja hanya di hutan primer dan lahan gambut, melainkan menyertakan hutan sekunder dan menghentikan izin konsesi yang telah dikeluarkan di kawasan hutan maka penurunan emisi CO2 akan semakin besar.

Berdasarkan penelitian, menurut dia, penghentian pembukaan dan konversi hutan primer dan lahan gambut dapat menghindari 188 juta metrik ton emisi CO2 terlepas pada 2030. Sedangkan jika moratorium diperkuat hingga ke hutan sekunder dan konsesi yang telah dikeluarkan dari kawasan hutan maka potensi pengurangan emisi dapat berlipat ganda mencapai 427 juta metrik ton emisi CO2 pada 2030.

"Saat ini pemerintah masih fokus ke sektor lahan. Tapi sebenarnya dari hasil penelitian ini menunjukkan pemerintah harus lebih bijaksana, agar sektor energi diperhatikan karena kurang dari 15 tahun akan menjadi sumber terbesar emisi," kata dia, Kamis (5/10).

Menurut the Forest and Climate Program Officer at WRI Indonesia Hanny Chrysolite, dalam satu dekade ke depan dominasi emisi akan berasal dari sektor energi. Dan pada 2026, energi dari sektor ini akan cenderung terus meningkat, sedangkan sektor lahan dengan adanya moratorium yang dilanjutkan akan stagnan. Penambahan jumlah penduduk, menurut dia, menjadi salah satu faktor yang diperkirakan menyebabkan peningkatan emisi sektor energi.

Sementara itu, Manajer Energi dan Iklim WRI Indonesia Almo Pradana mengatakan target penurunan emisi dengan 23 persen bauran energi sektor energi masih sulit dilakukan karena masih fokus pada batu bara. Sedangkan upaya konservasi energi seharusnya dapat dilakukan dengan mengganti pembangkit listrik yang tua dengan yang lebih canggih.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement