Rabu 04 Oct 2017 10:11 WIB

Korea Utara Semakin Berpeluang Melancarkan Serangan Siber

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Winda Destiana Putri
Serangan siber
Foto: Flickr
Serangan siber

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara telah membuka sambungan kedua pada jaringan internet dunia. Sambungan yang didukung oleh Rusia tersebut, menurut para pakar keamanan siber, dapat memperkuat peluang negara tertutup tersebut untuk melakukan serangan siber.

Negara barat menuding Korea Utara sebagai dalang serangan siber yang terjadi beberapa tahun belakangan. Salah satu serangan terburuk yang pernah dilancarkan ialah peretasan pada perbankan dan jaringan Sony Pictures. Dikatakan bahwa serangan tersebut serupa dengan virus ransomware WannCry yang sempat membekukan sistem komputer di berbagai belahan dunia.

Dilansir melalui Daily Mail, lembaga pemantau lalu lintas internet global, Dyn Research, menyebut Trans Telecom sebagai penyedia sambungan internet Korea Utara tersebut. Perusahaan Rusia terpantau mulai membuka sambungan jaringan internet sejak Ahad (1/10) pukul 09.08 GMT.

Sebelumnya jaringan internet Korea Utara disediakan oleh China Unicom melalui kesepakatan kedua negara yang ditandatangani pada 2010. Menurut data dari Dyn, saat ini,Trans Telecom mengambil porsi mayoritas, sebanyak 60 persen pada jaringan internet negeri Kim Jong Un tersebut. Sementara sisanya oleh Unicom.

Trans Telecom menolak konfirmasi atas kesepakatan yang mereka buat dengan Korea Utara. "Koneksi internet yang dimiliki Korea Utara ini sangat vital untuk mengkordinasi serangan siber," ujar Kepala Teknologi wilayah Asia-Pasifik FireEye, BryceBoland. Pria yang bekerja di perusahaan keamanan siber tersebut meyakini bahwa sambungan internet yang disediakan oleh Rusia akan memberikan kesempatan bagi Korea Utara untuk melakukan serangan siber di masa mendatang.

Sementara itu, ketegangan antara Korea Utara dengan Amerika Serikat terus meningkat. Kedua negara tersebut saling berbalas kecaman. Amerika Serikat menuding Korea Utara terus mengancam dunia dengan program nuklir yang sedang mereka kembangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement