REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson di kantornya. Dalam pertamuan tersebut, keduanya membahas berbagai macam isu diantaranya mengenai Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), kerja sama keamanan siber, dan bantuan untuk Rohingya di Myanmar.
Terkait kerja sama keamana siber, Grigson mengatakan, menteri urusan keamanan siber Australia telah bertemu dengan menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan Republik Indonesia di Singapore Cyber Week beberapa waktu lalu. Dari pertemuan tersebut, sejumlah tenaga ahli bidang siber Australia akan datang ke Indonesia untuk bertukar pengalaman mengenai keamanan siber.
"Dalam beberapa bulan ke depan, beberapa tenaga ahli kami akan datang ke Indonesia untuk berdiskusi seputar isu keamanan siber, dan kami juga berharap tenaga ahli dari Indonesia juga bisa datang ke Australia untuk berbagi pengalaman," ujar Grigson ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Senin (2/10).
Grigson mengatakan, keamana siber merupakan isu yang sangat penting bagi kedua negara. Indonesia dan Australia menghadapi tantangan yang sama di bidang keamanan siber tersebut. Oleh karena itu, keduanya sepakat untuk meningkatkan kerja sama keamanan siber.
"Beberapa waktu lalu sejumlah grup dari Indonesia telah datang ke Australia untuk pelatihan di bidang keamanan siber," kata Grigson.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Wiranto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Urusan Keamanan Siber Australia Dan Tehan di sela-sela kegiatan Singapore Cyber Week di Singapura beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, Wiranto mengatakan, tren ancaman yang ditimbulkan dari penyalahgunaan cyberspace saat ini semakin meningkat dan rumit. Hal ini terbukti karena tidak hanya dilakukan oleh negara, tetapi juga nonnegara seperti peretas dan teroris.
Menurut Wiranto, Indonesia dengan posisi siber nasional yang sangat terbuka ini, perlu mengembangkan strategi keamanan siber yang efektif dan mempunyai daya tangkal tinggi. Indonesia sebagai negara dengan pengguna internet terbesar nomor dua dunia, berperan penting dalam membentuk ketahanan masyarakat Indonesia yang multikultur serta menghormati demokrasi dan pluralisme.
Namun, peran penting tersebut tergerus dengan penyalahgunaan internet untuk menyebarkan hate speech (ujaran kebencian) dan hoax, sebagaimana yang terjadi pada pemilihan presiden dan gubernur yang merupakan serangan terhadap nilai-nilai pluralisme. Selain itu, kerja sama bilateral dengan semua negara juga dibutuhkan.
Oleh karena itu, Indonesia kembali menegaskan komitmennya dengan menjalin kerja sama dengan Australia. Hal ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama keamanan siber sebagaimana disepakati dalam 2+2 Dialogue dan pertemuan Ministerial Council on Law and Security, serta dalam rangka membangun sektor e-commerce yang kuat.