REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tren pertumbuhan digital semakin tak terbendung. Eskpansi bisnis online pun semakin meningkat. Perubahan perilaku konsumen kian mengarah ke pasar online.
Brand-brand yang ingin eksis dan dipilih konsumen harus go online agar tidak kehilangan pasar milenialnya. Untuk menjadi brand yang selalu bersinar di ranah digital tentu tidak mudah. Namun, perlu fokus dan konsisten dengan satu layanan yang membuat semua proses bisnis menjadi sederhana dan dapat diakses dari mana saja.
Tren seperti ini juga akan terus berlanjut sesuai dengan membesarnya pasar online dan berubahnya consumer behavior yang tentu saja merubah lanskap industri di berbagai lini bisnis.
"Brand dengan popularitas tertinggi di dunia digital berpotensi memenangkan pasar dan jadi produk pilihan netizen, menjaga market share dengan selalu mengukur eksitensi di dunia digital akan membuat sebuah brand menjadi perkasa dan kampiun di industrinya," kata Chairman TRASN CO Research, Tri Raharjo di Jakarta, Kamis (28/9).
Tidak mudah menjadi populer di tengah persaingan bisnis yang kian sengit. Modal kreativitas tidak lagi cukup untuk menang. Selain membutuhkan kapasitas, kreativitas, inovasi, kapitalisasi dan kemampuan memonetize keunggulan sebuah brand menjadi kunci memenangkan persaingan dewasa ini. Populasi pengguna internet terus meningkat, kesadaran untuk go online juga selalu tumbuh. Industri digital dan pendukungnya juga semakin pesat.
Premis ini diperkuat dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI), jumlah pengguna internet mencapai 132,7 juta lebih. Ini merupakan ceruk pasar potensial bagi brand yang ingin besar dan punya nyali dan agresifitas untuk berkompetisi.
Selain penguasaan di pasar konvensional, memenangkan persepsi dan pilihan netizen adalah jalan rasional bagi merek yang ingin terus duduk sebagai market leader di industrinya. Caranya, pengelola merek harus cerdas mengelola pasar digital se-atraktif mungkin.
"Banyak brand aware dengan digital, dan sudah hadir di banyak digital channel, baik untuk sekedar enggagement, juga menaikkan sales revenue mereka, menurut saya, kesadaran tersebut adalah cara tepat untuk mempertahankan existing customer-nya dengan baik, dan terus mengakuisisi konsumen baru sehingga bisa tetap survive dan berkembang, baik di ranah digital atau online. Karena itu, untuk mengukur popularitas merek di mata netizen, TRAS N CO Research menggagas barometer popularitas merek di internet melalui ajang Indonesia Digital Popular Brand Award 2017," kata Tri.
Indonesia Digital Popular Brand Award, menancapkan popularitas mereknya di ranah digital berdasarkan 3 parameter pendekatan, yaitu Search Enggine Based, Social Media Based dan Website Based.
"Indonesia Digital Popular Brand Award adalah alat ukur penguasaan pasar dan jadi referensi netizen untuk mencari, membicarakan, menggunakan dan merekomendasikan sebuah merek, dan menjadi simbol kepercayaan dalam memilih merek, brand-brand di Indonesia jika ingin menjadi kampiun bisnis global dan regional, harus melek digital dan intens melakukan digital branding secara konsisten, sistematis, dan terukur. Tujuannya agar selalu menjadi pilihan konsumen dan tetap popular di mata konsumen milenialnya," tegas Tri.
Indonesia Digital Popular Brand Award 2017, merupakan simbol Popularitas dan Kepercayaan konsumen di Internet. Dengan menggunakan logo Indonesia Digital Popular Brand 2017, sebuah brand akan dipercaya memiliki kualitas yang terbaik, dan dipilih para netizen ketika membeli sebuah produk. Survei Digital Popular Brand dilakukan dari bulan Mei hingga Juli 2017. Jumlah merek yang disurvei dalam ajang ini sebanyak lebih dari 1000 merek dan 134 kategori produk dengan metodologi internet based survey.
Untuk membobot siapa yang berhak mendapatkan predikat Indonesia Digital Popular Brand Award kami menggunakan 3 (tiga) parameter penilaian sebagai berikut, pertama Search Engine Based, menggunakan google.co.id sebagai sarana untuk mengetahui tingkat popularitas sebuah merek dicari rata-rata per bulan melalui Google keyword planner brand dan kategori tertentu dan berdasarkan hasil Google Search juga Google result.
Kedua, Social Media Based, Parameter ini mengukur popularitas merek pada sosial media 3 peringkat teratas, yaitu: Pertama, Facebook, kami menilai dengan menggunakan likelyzer.com. Kedua, Instagram, kami menilai dengan menggunkan dengan ink361.com. Ketiga, Youtube, kami menilai menggunakan socialblide.com.
Terakhir, website based, menggunakan parameter google developer untuk mengukur kecepatan website saat diakses untuk memudahkan akses informasi sebuah brand dan menilai dari sisi mobile user friendly-nya. Serta traffic website menggunakan http://hypstat.com.
Sementara Sales Planning Marketing YKK AP, Louis Pardinata mengatakan perusahaan telah menggunakan digital pemasaran sejak 10 tahun terakhir. Utamanya, perusahaan memasarakan produk melalui website.
"Masyarakat jika ingin mencari produk kami ketika di internet langsung muncul website YKK, itu paling banyak. Selama ini kami belum menggunakan media sosial untuk memasarkan produk hanya melalui iklan digital saja," ungkapnya.