Kamis 28 Sep 2017 11:01 WIB

Mark Zuckerberg Bantah Tuduhan Trump

Rep: FIRA NURSYAHBANI/ Red: Winda Destiana Putri
Mark Zuckerberg.
Foto: EPA
Mark Zuckerberg.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - CEO Facebook Mark Zuckerberg membantah tuduhan yang dilayangkan Presiden AS Donald Trump bahwa jejaring sosial tersebut selalu menentangnya. Trump bahkan mencap Facebook sebagai situs 'anti-Trump'.

Tuduhan ini disampaikan setelah Facebook menyatakan akan menyerahkan 3.000 iklan politik kepada Kongres yang menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS pada 2016. Facebook yakin iklan tersebut mungkin telah dibeli oleh entitas Rusia selama dan setelah pemilihan.

Dalam sebuah tulisan di laman Facebook pribadinya, Zuckerberg menanggapi tuduhan Trump dengan mengatakan dia selalu berusaha membuat sebuah platform yang menampung untuk semua gagasan. Dia menyayangkan kaum liberal AS yang menuduhnya telah membantu Trump memenangkan pemilihan.

"Selain dari pemasangan iklan yang bermasalah, Facebook juga memiliki peran penting, yaitu memungkinkan kandidat presiden untuk berkomuniasi secara langsung dan bahkan membantu jutaan orang untuk memilih kandidat terbaik," tulis Zuckerberg, dikutip BBC.

Dia mengatakan kampanye para kandidat telah menghabiskan dana ratusan juta untuk iklan online. Menurutnya, iklan mereka 1000 kali lebih banyak daripada iklan bermasalah yang pernah ditemukan tim Facebook.

Pria berusia 33 tahun itu mengatakan, dia menyesal telah mengatakan informasi salah di Facebook bisa mengubah hasil pemilihan, karena terdengar meremehkan. Dia berjanji Facebook akan terus dibangun sebagai sebuah komunitas yang mencakup semua orang.

"Untuk bertahan dari pihak yang mencoba menyebarkan informasi keliru dan mengacaukan pemilihan," tambah dia. Tanggapan Zuckerberg menarik likes sebanyak 65 ribu, hanya dalam waktu dua jam.

Facebook, Twitter, dan Google telah diminta untuk bersaksi di hadapan Komite Intelijen Senat AS pada 1 November tentang tuduhan campur tangan Rusia. Facebook dan Google mengonfirmasi mereka telah menerima undangan untuk menghadiri sidang komite, namun mereka belum memberikan kepastian kehadiran.

Kremlin telah lama menolak segala bentuk campur tangan dalam pemilihan AS. Trump juga membantah tuduhan bahwa para pembantunya memiliki hubungan khusus dengan Rusia. Namun, badan intelijen AS menyimpulkan Moskow telah mencoba mempengaruhi pemungutan suara agar dimenangkan Trump. Kongres dan FBI saat ini sedang menyelidiki masalah tersebut.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement