REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Twitter yang sebelumnya membatasi pengiriman pesan hingga 140 karakter pada Selasa akan menguji kemampuannya mengirimkan cuitan maksimal 280 karakter kepada pengguna secara acak untuk hampir sebagian besar bahasa di seluruh dunia.
Perusahaan berbasis di San Francisco tersebut dikenal dengan pesan singkatnya sebanyak 140 karakter sebagai ciri khasnya. Beberapa pengguna Twitter menemukan cara untuk mengatasi keterbatasan penulisan pesan dengan mengunggah foto yang memiliki teks.
Dalam sebuah unggahan blog pada Selasa, Manajer proyek Twitter Aliza Rosen dan insinyur perangkat lunak senior Ikuhiro Ihara mengatakan bahwa penekanan pada fitur pesan singkat tidak akan pernah berubah. Namun perusahaan tersebut telah lama memikirkan tentang penggunanya agar dapat cukup mengekspresikan dirinya. Dikabarkan hal itu menjadi salah satu yang membuat popularitas layanan itu menurun.
Laporan berita pada Januari 2016 mengatakan Twitter telah menjalankan uji coba internal untuk cuitan yang lebih panjang dan mempertimbangkan batasan penulisan pesan sebanyak 10.000 karakter.
Meskipun Twitter ada di berbagai media karena sering digunakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan banyak selebriti, perusahaan tersebut masih berjuang secara finansial. Untuk kuartal kedua, Twitter dilaporkan mengalami kerugian sebesar 116 juta dolar AS dan nol pertumbuhan jumlah pengguna, pada 328 juta orang. Sedangkan Facebook memiliki 2 miliar pengguna.
Uji coba 280 karakter akan berjalan selama beberapa minggu yang tidak ditentukan dalam semua bahasa kecuali bahasa Cina, Jepang, dan Korea, kata Twitter. Perusahaan tersebut menolak mengatakan berapa banyak orang yang akan disertakan dalam tes ini.
Batas 140 karakter berasal dari penggunaan pesan teks SMS. Pendiri Twitter, termasuk Kepala Eksekutif Jack Dorsey, menginginkan batas cuitan Twitter di bawah batas pesan singkat telepon seluler yang sebanyak 160 karakter.