REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perangkat Internet of Things (Iot) mulai banyak digunakan masyarakat. Seiring hal itu, perangkat itu menjadi salah satu sasaran utama sejumlah penjahat dunia maya untuk menyebarkan malware guna menginfeksi perangkat komputer.
Berdasarkan data dari Kaspersky total malware yang menyasar IoT mencapai lebih dari 7.000 serangan. Lebih dari separuh angka serangan tersebut terjadi pada tahun ini. "Dengan lebih dari 6 miliar IoT yang digunakan di seluruh dunia, akan semakin banyak pengguna yang berisiko terkena malware," kata Security Expert Kaspersky Lab Vladimir Kuskov dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/9).
Beberapa langkah mudah dapat dilakukan untuk memaksimalkan keamanan perangkat komputer. Kuskov mengatakan, jangan mengakses perangkat dari jaringan eksternal jika tidak diperlukan. Nonaktifkan semua layanan jaringan yang tidak diperlukan pada saat sedang menggunakan perangkat.
Jika ada kata sandi yang standar atau general yang tidak dapat diubah, atau akun preset tidak dapat dinonaktifkan, maka nonaktifkan layanan jaringan yang digunakan, atau tutup akses ke jaringan eksternal.
Sebelum menggunakan perangkat, ganti kata sandi default dengan pengaturan yang baru. Langkah selanjutnya adalah secara teratur perbarui perangkat firmware ke versi terbaru jika memungkinkan. "Masalah keamanan perangkat IoT sangat serius, dan menjadi hal yang harus kita waspadai karena saat ini hal itu telah menjadi ancaman yang sangat nyata," kata Kuskov.
Secara keseluruhan, Cina, Vietnam, dan Rusia tercatat sebagai negara teratas target serangan malware ke perangkat IoT. Menyusul Brasil, Turki, dan Taiwan.
Kuskov mengatakan, IoT telah menjadi sasaran yang menarik bagi penjahat siber. Jika berhasil dibobol, para penjahat siber mampu memata-matai, memeras dan bahkan secara diam-diam menjadikan seseorang kaki tangan mereka dalam melakukan kejahatan.