Rabu 20 Sep 2017 09:38 WIB

Microchip Ini Deteksi Infeksi Mata dalam Beberapa Menit

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
Pemeriksaan mata untuk anak sejak dini sangat disarankan.
Foto: corbis
Pemeriksaan mata untuk anak sejak dini sangat disarankan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHAMPTON -- Tim insinyur dan dokter mata dari University Hospital Southampton (UHS), Inggris, mengembangkan sebuah inovasi canggih di bidang kesehatan. Mereka menciptakan microchip yang dapat mendeteksi infeksi mata hanya dalam beberapa menit.

Dilansir dari laman Express, perangkat berukuran mikro tersebut mampu mengukur sifat bakteri tunggal seperti Escherichia coli dan pseudomonas dengan kecepatan tinggi. Bahkan, menangkap gejala lain penyebab infeksi mata pada pasien pengguna lensa kontak sekalipun.

Temuan ini disebut dapat menjadi alternatif pemeriksaan uji laboratorium atau pengujian sensitif antibiotik. Selama ini, pemeriksaan serupa cukup menghabiskan waktu, antara 48 jam sampai dua pekan untuk bisa menganalisis hasil pemeriksaan pasien.

Infeksi kornea terjadi saat kornea terpapar benda asing yang memicu pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lainnya. Kasus ini seringkali disebabkan pemakaian lensa kontak yang terkontaminasi, di mana sebanyak 6.000 kasus serupa terjadi di Inggris setiap tahun.

Kornea yang tebalnya hanya setengah milimeter dapat terganggu strukturnya akibat infeksi yang cepat menyebar. Oleh karena itu, pengobatan tepat waktu sangat penting beserta penanganan tepat guna untuk komplikasi dari jenis bakteri berbeda.

Para pakar mengembangkan temuan dengan menganalisis sampel jaringan dari mata yang terinfeksi. Tim saat ini menyusun rencana untuk menjalankan studi percontohan yang melibatkan 30 pasien termasuk dari Afrika dan Asia Selatan.

"Deteksi cepat dan perawatan antibiotik merupakan kebutuhan mendesak bagi pasien infeksi mata di sejumlah negara. Dalam proyek ini, kami juga bekerja sama dengan rekanan di Kenya dan India untuk membantu penyembuhan pasien," kata Myron Christodoulides, profesor bakteriologi di UHS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement