Ahad 17 Sep 2017 18:10 WIB

KPM Gelar Pelatihan Guru MNR Bayar Seikhlasnya

Pendiri KPM bersama para peserta pelatihan guru MNR.
Foto: Humas KPM
Pendiri KPM bersama para peserta pelatihan guru MNR.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Ada suasana berbeda di kantor Klinik Pendidikan MIPA (KPM). Jika biasanya anak-anak yang belajar, kali ini hadir 20 orang yang berasal dari berbagai daerah untuk mendalami ilmu Matematika Nalaria Realistik (MNR). Pelatihan MNR sendiri berlangsung selama empat hari tiga malam, dari tanggal 12 sampai 15 September 2017 yang dihelat di kantor KPM Laladon-Bogor.

Ada kepala sekolah, guru, aktivis pendidikan, bahkan ibu rumah tangga yang bersemangat untuk belajar metodologi pembelajaran MNR. Azizah, aktivis pendidikan dari Sulawesi Selatan merasa senang bisa mengikuti Pelatihan MNR ini.

"Jujur, saya punya trauma tentang matematika. Guru matematika saya dulu pernah bilang, 'Kamu itu bodoh'. Saya tak mau hal itu terjadi pada murid-murid saya. Oleh karena itu, motivasi terbesar saya ikut acara ini untuk belajar menjadi guru sejati dan mendapatkan ilmu pengajaran matematika yang bermakna dan menyenangkan bagi anak-anak", ujar alumni Universitas Muslim Indonesia ini.

Lain halnya dengan yang dirasakan Budi Sanyoto, peserta Pelatihan MNR dari Kalimantan Selatan. Ia mengaku sangat terkesan dengan sosok Ridwan HS sebagai Pendiri KPM. Acara ini menurut Budi memiliki konsep unik dan tidak biasa. Apalagi peserta diperkenankan membayar seikhlasnya untuk bisa ikut acara pelatihan ini.

"Padahal konsep acara berlangsung dari pagi sampai malam. Peserta juga diharuskan menginap. Pikiran negatif saya, acara tak terkonsep baik dan pelayanan alakadarnya. Semua pikiran negatif saya terbantahkan. Faktanya, pelayanan dari panitia sangat baik. Acara pelatihan menghadirkan tim pelatih yang kompeten." ujar pria jebolan Jurusan Pendidikan Luar Biasa IKIP Bandung ini.

Budi juga sangat terkesan dengan kehidupan di lingkungan KPM. Beliau terharu saat siswa-siswi yang belajar di KPM tiba-tiba menghampirinya dan mencium tangannya. "Saya makin paham bahwa KPM berfokus mendidik anak secara paripurna. Bukan hanya diajarkan agar pandai bermatematika, tetapi dididik menjadi anak yang beradab dan berakhlak mulia," ujarnya.

Di acara penutupan pelatihan, Ridwan HS hadir sekaligus menutup acara secara resmi. Ia berharap peserta bisa mengambil manfaat dan hikmah selama menuntut ilmu di KPM. Banyak orang yang salah paham dan punya persepsi negatif tentang konsep seikhlasnya. Tetapi justru dengan konsep seikhlasnya, Alhamdulillah KPM terus berkiprah sampai detik ini.

Ridwan HS juga menyampaikan "4 JANGAN" yang bisa dipraktikkan peserta pelatihan agar meraih keberhasilan hidup. "Pertama, jangan sombong. Kedua, jangan percaya diri, tetapi percaya pada Allah SWT. Ketiga, jangan punya keinginan tapi Jadikanlah apa yang kita lakukan adalah sesuai keinginannya Allah, yaitu beribadah kepada Allah. Keempat, jangan pakai otak terus, tetapi pakailah hati. Kalau pakai otak, pelatihan dengan biaya seikhlasnya jelas bakal rugi. Tetapi kalau pakai hati, bukankah dengan acara ini ilmu MNR bisa disebarkan secara masif?" ujar peraih Tokoh Perubahan Republika 2013 ini melalui siaran pers. 

Dengan demikian menurutnya, semakin banyak orang yang bisa mengakses ilmu MNR dan mengubah cara berpikir orang jadi lebih baik, maka semakin besar perubahan dan manfaat yang akan terjadi di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement