Sabtu 16 Sep 2017 08:35 WIB

Cassini, Wahana 'Pengintai' Planet Saturnus Telah Hancur

Gambaran detail cincin yang mengelilingi Planet Saturnus yang diambil oleh wahana angkasa Cassini yang mengorbit di sekitar planet Satrunus. Warna-warna yang ada menunjukkan ukuran partikel cincin tersebut yang diukur oleh gelombang sinyal radio dari wahana Cassini.
Foto: University of Colorado, LASP/NASA/REUTERS
Gambaran detail cincin yang mengelilingi Planet Saturnus yang diambil oleh wahana angkasa Cassini yang mengorbit di sekitar planet Satrunus. Warna-warna yang ada menunjukkan ukuran partikel cincin tersebut yang diukur oleh gelombang sinyal radio dari wahana Cassini.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Wahana Cassini mati usai 20 tahun menjelajahi planet cincin Saturnus. Pesawat Cassini, milik Badan Antariksa AS (NASA) usai sudah menjalankan tugasnya. Cassini hancur setelah 20 tahun menjelajah Planet Saturnus. NASA memang berancana menabrakkan saturnus pada Jumat (15/9).

NASA melaporkan telah kehilangan kontak dengan pesawat ruang angkasa itu setelah Cassini mengirimkan sinyal terakhir. Cassini  tenggelam ke atmostfer bagian atas Saturnus dengan kecepatan tinggi dan terjun ke planet itu pada Jumat (15/9) 6.30 pagi ET. NASA mengonfirmasi hancurnya pesawat ruang angkasa tersebut pada pukul 7.55 ET. Dibutuhkan waktu sekitar 90 menit bagi sinyal Cassini agar sampai di Stasiun pengamatan di Canberra Deep Space Network Australia.

Sebelum hancur, Cassini mampu mentrasmisikan data baru tentang komposisi planet Saturnus selama antena Cassini masih tepat mengarah ke bumi dengan bantuan dari pendorong kecil. Setelah itu, pesawat hancur terbakar karena panas dan tekanan tinggi atmosfer.

"Itu adalah pesawat ruang angkasa yang sempurna," kata Julie Webster, kepala operasi pesawat ruang angkasa NASA kepada CNN.

Tidak ada pesawat ruang angkasa yang mampu menjelajah saturnus begitu dekat selain Cassini.

Pada April 2017, NASA mengirim satelit Cassini ke dalam wilayah belum terjelajah antara Saturnus dan cincinnya sebagai tugas ilmiah terakhir sebelum dijatuhkan ke planet tersebut.

Sejak tiba di orbit Saturnus pada Juli 2004, Cassini menjelajahi planet raksasa itu beserta ke-62 bulannya, termasuk Titan, yang diyakini ilmuwan menyerupai Bumi masa awal, dan Enceladus, yang menembakkan partikel es ke ruang angkasa.

Untuk menghindari peluang pencemaran mikroba Bumi, yang menempeli Cassini sehingga dapat mencemari organisme hidup pada Enceladus, NASA berencana menabrakan satelit tersebut ke Saturnus pada 15 September.

Tapi, sebelum kehancurannya, Cassini memiliki satu tugas terakhir. Pada 22 April, Cassini akan melintasi Titan dan menggunakan gaya beratnya untuk melontarkannya ke orbit baru melewati celah sepanjang 1.930 km antara tepi atmosfer Saturnus lapisan cincin terdalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement