Jumat 01 Sep 2017 08:18 WIB

Fitur Pengenal Wajah iPhone 8 Bisa Jadi Kurang Aman

Rep: Rossi Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
iPhone 8
Foto: GSM Arena
iPhone 8

REPUBLIKA.CO.ID, Mashable berbicara dengan beberapa pakar, yang menyatakan keprihatinannya terhadap beberapa bentuk teknologi pengenalan wajah, tidak hanya menghadirkan banyak masalah privasi. Namun juga akan membuat perangkat kurang aman.

Perusahaan seperti Apple, Google, dan Qualcomm sedang membuat wajah memindai biometrik baru yang akan diandalkan untuk segala hal mulai dari membuka kunci ponsel, hingga melakukan pembelian digital. Thumbprint, dalam bentuk TouchID dan teknologi yang sama, laporan awal iPhone 8 akan meninggalkan fitur ini sebagai pengganti teknologi pengenalan wajah yang disebut Pearl ID.

Tapi berapa biayanya? Apa artinya bila setiap ponsel menyimpan semacam representasi digital terperinci? Apakah itu benar-benar lebih aman daripada kata sandi alfanumerik?

Selalu Aktif

Catatan khusus adalah salah satu fitur yang dikabarkan di iPhone yang akan datang: resting unlock. Spekulasi di kalangan pengembang adalah iPhone 8 akan memindai wajah, bahkan saat perangkat terbaring di atas meja.

Pada dasarnya, Anda bahkan tidak perlu menyentuh telepon untuk membukanya. "Secara umum, produk 'always on' menimbulkan kekhawatiran khusus," kata Staf Senior Jaksa Adam Schwartz, dilansir dari laman Mashable.

"Ini termasuk pencuri data eksternal, siapa yang dapat masuk ke perangkat atau data tempat konten disimpan, atau karyawan internal perusahaan yang membuat perangkat, yang salah menyalahgunakan konten pelanggan. Jadi, sebelum pengguna teknologi mengaktifkan perangkat, mereka harus berpikir panjang dan keras tentang implikasi privasi".

Wajah Anda adalah kunci

Meskipun menyingkirkannya, Schwartz memperjelas bahwa organisasinya memiliki banyak masalah dengan biometrik secara umum. Mulai dari perlindungan Amandemen kelima yang lemah (polisi dapat memaksa Anda untuk membuka kunci ponsel dengan sidik jari), sehingga biometrik menjadi tidak penting untuk dipalsukan. Tapi pengenal wajah khususnya yang membuatnya sangat khawatir.

"Ini menimbulkan masalah privasi yang unik. Jauh lebih banyak daripada biometrik lainnya," kata Schwartz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement