REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Tahapan uji terbang dari Komurindo – Kombat 2017 di Lanud TNI AU Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, dilangsungkan belum lama ini. Seluruh tim mahasiswa yang lolos final dalam kompetisi tersebut beradu kreasi dan inovasi untuk memperebutkan kejuaraan dari tiga kategori yang ditentukan tim juri.
Pukul 06.00 WIB, Kamis (24/8), kompetisi dibuka dengan peluncuran balon atmosfer pertama yang membawa delapan muatan milik peserta. Setelah itu, usai balon kedua meluncur, disusul uji terbang untuk kategori wahana sistem kendali. Kompetisi diakhiri dengan uji terbang muatan roket.
Ribuan masyarakat dari berbagai lapisan turut menyaksikan peristiwa penting yang bakal membawa kompetensi mahasiswa Indonesia menuju peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang keantariksaan. Sejumlah pelajar dan guru mulai dari SD, SMP, sampai dengan SMA dan sederajat ikut menonton perlombaan tersebut.
Kepala Lapan, Prof Thomas Djamaluddin, mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada mahasiswa agar memahami teknologi antariksa, khususnya teknologi satelit dan roket. Kegiatan perlombaan merupakan simulasi untuk memahami sistem komunikasi satelit berupa sensor dan menangkap frekuensi yang dipancarkan payload yang dibawa balon udara. Begitu juga muatan roket yang merupakan simulasi dari peluncuran satelit oleh roket.
Pada kesempatan ini, dia menyebut, Lapan akan membangun pusat pendidikan ruang yang akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Garut Selatan, khususnya para guru dan pelajar. Hal ini bertujuan agar mereka lebih mengenal iptek keantariksaan. Thomas juga menceritakan rencana implementasi kerja sama dengan Pemda Garut, khususnya Dinas Perikanan dan Kelautan tentang pemanfaatan Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) yang dikembangkan Lapan.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengapresiasi kegiatan ini. Dia berharap agar para pelajar di Garut dapat belajar dan memahami teknologi maju yang dikembangkan Lapan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membahas kerja sama yang lebih konkret lagi tentang rencana pengelolaan penangkapan ikan dan wisata edukasi keantariksaan.
Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti, Agus Puji Prasetyono, mengatakan kebanggaannya kepada Lapan atas prestasi-prestasi capaian programnya. Suksesnya peluncuran perdana Pesawat N219 menandakan geliat kemajuan di dunia penerbangan dan antariksa nasional. “Kegiatan perlombaan yang Lapan selenggarakan sebagaimana yang kita saksikan saat ini merupakan aplikasi dari ilmu yang diperoleh mahasiswa secara text book. Maka hasil penelitian mahasiswa tersebut perlu dimanfaatkan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (28/8). Untuk itu menurut dia, Kemenristekdikti tidak cukup puas dengan hanya menjadi penonton namun menguasai teknologi secara sempurna.
Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Lapan, Rika Andiarti, mengatakan betapa pentingnya acara Komurindo – Kombat. “Meskipun dalam persiapannya mengalami tantangan dan keterbatasan anggaran, namun kegiatan ini tetap terus kami laksanakan,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, seluruh pihak belajar dan memahami betapa sangat pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi keantariksaan. Hal tersebut untuk memajukan bangsa ini dalam upaya menjunjung negara yang beradab di mata internasional. Satu hal yang menjadi catatan Rika untuk kompetisi pada tahap berikutnya, yaitu agar peserta khususnya kategori wahana sistem kendali benar-benar mengikuti buku panduan yang sudah ditentukan.
Istimewanya dalam kompetisi tahun ini, diberikan penghargaan bagi penampil poster terbaik dari tiga kategori yang ada. Hal ini untuk mendorong mahasiswa agar kemampuannya terasah dalam mempersiapkan diri mempublikasikan karya penelitianya kepada publik. Pasalnya publikasi merupakan faktor utama dalam mendorong penyebaran informasi hasil riset dan karya inovasinya.