REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah aplikasi baru hadir untuk membantu difabel netra menikmati terjadinya gerhana matahari. Aplikasi dirancang oleh Eclipse Soundscapes Project yang merupakan kerja sama antara Heliophysics Education Consortium NASA dan ilmuwan Henry Winter.
Dikutip dari laman Mashable, aplikasi diperuntukkan bagi difabel netra maupun pengidap low vision. Karena mereka tidak bisa menyimak langit dengan indra penglihatan, maka aplikasi ini menghadirkan sebuah pengalaman multi-sensor.
Mulanya, akan hadir deskripsi audio real-time mengenai gerhana dan rekaman suara yang mengiringi fenomena alam tersebut. Misalkan, bebunyian binatang malam yang menyambut kegelapan saat gerhana dan burung yang bersiul setelah matahari kembali muncul.
Inovasi ini juga dilengkapi dengan fitur interaktif "rumple map" yang bisa menunjukkan aspek fisik gerhana kepada difabel netra. Fitur memanfaatkan layar sentuh dan getaran ponsel pintar yang merespons terang-gelap matahari selama fase gerhana.
Dengan kata lain, "rumple map" memungkinkan difabel netra untuk 'melihat' gerhana lewat indra peraba yang distimulasi getaran ponsel. Ilmuwan Winter yang menjadi salah satu pengembang aplikasi mengatakan, kombinasi itu menyempurnakan aksesibilitas bagi difabel netra.
Ia menjelaskan, selama ini difabel netra hanya bisa mengakses gerhana lewat penjelasan huruf braille tanpa adanya interaksi. Kehadiran aplikasi tersebut menyambut gerhana matahari total yang berlangsung 21 Agustus 2017 di beberapa negara meski tidak bisa disimak dari langit Indonesia.
Bagi para pecinta astronomi, NASA pun menawarkan panduan taktil interaktif untuk menyimak gerhana yang bernama "Getting a Feel for Eclipses". Panduan dalam wujud grafik itu menunjukkan interaksi antara matahari, bulan, dan bumi lengkap dengan pergerakan ketiganya selama gerhana berlangsung.