REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Siapa yang tidak mengenal Agromaret.com? Perusahaan ini telah menjelma menjadi marketplace dan komunitas online pertanian terbesar di Indonesia.
Founder (pendiri) startup bisnis yang sudah berjalan selama delapan tahun ini adalah alumni Institut Pertanian Bogor (IPB). Ya, Fandi alumnus Departemen Ilmu Komputer IPB ini berhasil menciptakan start-up bisnis yang fokusnya di bidang pertanian.
Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/8) menyebutkan, Agromaret merupakan komunitas dan situs jual beli online dengan puluhan ribu barang pertanian. Situs ini melayani penjualan, permintaan dan kerja sama hampir semua barang pertanian (hasil tani, kebun, hutan, peternakan, hasil bumi, lahan, jasa angkutan dan lain-lain). Hingga Agustus 2017 agropreneur yang bergabung di situs ini sudah mencapai angka 119.288 orang.
Marketplace online ini lahir dari permasalahan para petani yang sulit untuk memasarkan produk pertaniannya. Bahkan yang sering terjadi, harga pasar dipermainkan oleh para tengkulak.
Akhirnya petani dirugikan, karena hasil panen dihargai terlalu rendah. Agromaret.com muncul sebagai upaya mengatasi masalah tersebut.
“Petani susah akses untuk menjual komoditas mereka, sehingga banyak muncul tengkulak yang justru memberatkan petani. Pasar juga sudah dikuasai oleh tengkulak. Di era canggih ini, website merupakan salah satu inovasi yang bisa kita pakai untuk membantu petani memasarkan produknya sendiri secara online,” ungkap Fandi, alumni Ilmu Komputer IPB yang saat ini menjabat sebagai CEO Agromaret.com.
Ia menambahkan. selain untuk kepentingan bisnis, start-up ini juga mengemban misi sosial untuk memberdayakan masyarakat. Masyarakat petani diajarkan bagaimana menjual dan bertransaksi secara online.
Hal ini didukung penuh oleh pihak IPB, terutama dalam proses difusi inovasinya. “Terbukti, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM-IPB), sudah memasukkan niat baik Agromaret ke dalam program unggulannya. Setiap Jumat LPPM IPB melakukan pelatihan bersama Agromaret di desa binaan lingkar kampus IPB,” ujarnya.
Sekarang ini mahasiswa juga mulai diajak untuk ikut andil membangun pertanian Indonesia lewat Agromaret. “Situs ini membuka lowongan untuk para agripreneur muda untuk bergabung,” tuturnya.
Fandi yang dikenal ramah ini, melihat mahasiswa punya potensi besar di pasar pertanian. Ia berharap dalam ranah apapun mahasiswa pertanian harus bekerja sesuai bidangnya, yaitu pertanian.
Harapannya start-up ini bisa dikenal secara luas, khususnya untuk para petani. Bukan hanya menyediakan lapak jual-beli, Agromaret bisa menjadi tempat diskusi agropreneur dalam bidang pertanian.
Menurutnya, sudah saatnya petani tidak dijerat oleh tengkulak dan secara berdikari bisa memasarkan sendiri produknya. “Dengan sentuhan teknologi, kami berharap Agromaret bisa memberikan peluang dan harapan baru untuk petani. Di era yang sudah berubah ini, pertanian Indonesia perlu dibangun selaras dengan tuntutan zaman yang ada,” ujar Fandi saat mengungkap harapan Agromaret.com ke depan.
Ia mengemukakan, inovasi pertanian memang sangat diperlukan, khususnya untuk menyongsong era digital seperti saat ini. Sudah saatnya masyarakat menyadari bahwa pertanian itu luas, bukan hanya mencangkul dan menanam bibit. “Akhirnya untuk mencapai pembangunan pertanian yang sejati, dukungan semua pihak menjadi wajib untuk menyebarluaskan inovasi pertanian seperti Agromaret.com,” papar Fandi.