Rabu 16 Aug 2017 00:48 WIB

Cegah Serangan Trojan Finansial, Begini Caranya!

Rep: Nora Azizah/ Red: Esthi Maharani
Kejahatan siber
Foto: Flickr
Kejahatan siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA.- Tahun lalu beberapa kelompok kejahatan siber penyerang institusi finansial kerap muncul. Nama-nama penjahat tersebut yang tenar, antara lain Ramnit, Bebloh, dan Zeus. Bebloh dikenal menyebarkan trojan jenis Trojan.Bebloh, sementara Zeus menyerang dengan Trojan.Zbot.

Berdasarkan Laporan Ancaman Finansial Symantec 2017, ketiga trojan tersebut bertanggung jawab atas 86 persen dari jumlah deteksi secara global. "Ancaman finansial masih menguntungkan bagi pelakunya, jenis trojan akan tetap populer di kalangan penjahat siber," ujar Director Systems Engineering Symantec for Malaysia and Indonesia David Rajoo dalam diskusi media di Jakarta belum lama ini.

Meski serangan kian gencar dilakukan bukan berarti 'calon korban' tidak bisa mendapat perlindungan. Kejahatan siber tidak mungkin musnah. Kemampuan para penjahat akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi sistem keamanan siber. Namun angka serangan bisa ditekan. Berikut beberapa cara yang dipaparkan Symantec untuk menekan kemungkinan terinfeksi trojan. Selamat mencoba, semoga berhasil dan tetap waspada! n Nora Azizah

1. Beritahu institusi finansial tentang perilaku yang mencurigakan saat menggunakan layanan. Dengan laporan tersebut pihak bank atau perusahaan bisa langsung mengambil tindakan berupa pelacakan. Laporan sangat berguna dalam melakukan pelacakan.

2. Berhati-hati saat menerima email yang tidak dikenal, tidak terduga, atau mencurigakan. Biasanya email tersebut merupakan 'pintu awal' malware atau trojan masuk ke dalam sistem.

3. Pastikan perangkat lunak keamanan dan sistem-sistem operasional selalu dalam tahap akhir pembaharuan. Jangan pernah lupa melakukan update software.

4. Aktifkan fitur-fitur keamanan untuk akun. Misalnya, fitur 2FA dan pemberitahuan log in apabila tersedia di dalam sistem. Fitur tersebut akan membantu akun pengguna dari pembobolan tanpa izin.

5. Gunakan kata sandi yang kuat untuk semua akun. Biasanya kata sandi terkuat terdiri dari banyak jenis karakter, seperti contoh menggunakan penggabungan dari karakter huruf dan angka. Jangan lupa mengganti kata sandi secara berkala.

6. Selalu log out atau ke luar dari sesi terakhir apabila telah selesai. Lupa melakukan log out akan menjadi gerbang bagi pelaku untuk menyusup ke dalam akun.

7. Memantau laporan-laporan bank secara teratur. Dengan melakukan pemantauan maka akan melihat grafik dan data terakhir. Hal tersebut bisa melacak aktivitas yang tidak diharapkan.

8. Waspada terhadap lampiran sejenis Microsoft Office yang meminta mengaktifkan macro. Lampiran tersebut biasanya berupa file yang telah ditanami malware. Sekali terbuka maka virus akan langsung menyebar.

9. Terapkan proses bisnis otorisasi canggih untuk berbagai transaksi agar tidak terjebak penipuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement