Selasa 15 Aug 2017 13:00 WIB

Mahasiswa Ciptakan Pengganti Minyak Ikan

Minyak ikan
Foto: pixabay
Minyak ikan

REPUBLIKA.CO.ID, Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menciptakan pengganti minyak ikan yang berasal dari limbah makanan berupa onggok dan ampas tahu menjadi kapsul bernutrisi sumber AA, DHA dan EPA, yang dinamai Aspergyomega.

"Hasil temuan kami ini mempunyai kelebihan antara lain waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi asam lemak yang relatif singkat serta harga yang relatif lebih murah dibandingkan minyak ikan," kata salah seorang anggota tim pencipta Aspergyomega, Ardita Rizky Putri Arcanggi, di Depok, Selasa (15/8).

Kelima mahasiswa ini adalah Ardita Rizky Putri Arcanggi (Teknik Bioproses), Ahmad rafif (Teknik Kimia), Mustika (Teknik Bioproses), Adinda Eka (Teknik Bioproses), Prastiwi Arum (Farmasi).

Ia mengatakan melalui penelitian itu, mereka menganalisis komposisi karbon berbasiskan bahan baku berupa onggok dan ampas tahu untuk menghasilkan asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari AA, DHA dan EPA guna meningkatkan gizi masyarakat Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan untuk menekan angka kekurangan gizi di Indonesia dan mendukung Indonesia Sustainable Development Goals (SDGs).

Salah satu faktor kekurangan gizi adalah karena kurangnya asupan asam lemak tak jenuh pada anak dibawah lima tahun dimana salah satu asam lemak tak jenuh adalah AA, DHA dan EPA.

"Nutrisi berupa AA, DHA dan EPA selama ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi minyak ikan, golongan crustacean," katanya.

Ketersediaan minyak ikan memiliki keterbatasan, yaitu pencemaran logam berat, penyediaan sumber daya ikan, harga produk yang relatif mahal, serta ketersediannya bergantung dengan musim, sehingga menjadi ancaman bagi penyediaan ikan di masa depan.

Onggok atau sering dikenal sebagai ampas singkong merupakan produk samping dari industri pengolahan singkong seperti tepung tapioka/kanji, dan lain-lain. Sedangkan ampas tahu merupakan sisa hasil pembuatan tahu.

Kedua limbah makanan tersebut berhasil diolah menjadi produk bermanfaat melalui tahapan penelitian di bawah bimbingan dosen FTUI Ir Rita Arbianti, M.Si yang dilakukan di laboratorium Fakultas Teknik UI. Hasil penelitian itu tengah diusulkan untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang akan melaju pada babak final di akhir bulan Agustus 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement