REPUBLIKA.CO.ID, CAPE ADARE -- Para konservator dari Antarctic Heritage Trust menemukan kue buah berusia ratusan tahun yang masih dalam kondisi baik. Makanan penutup yang terawetkan sempurna itu diketahui milik Kapten Robert Falcon Scott, pimpinan tim ekspedisi ilmiah Terra Nova Inggris ke Antartika pada 1910.
Dilansir dari Gizmodo, kue tersebut diketahui merupakan produksi perusahaan biskuit Inggris Huntley & Palmers yang kini sudah tidak beroperasi. Tim menemukan kue dalam sebuah kotak timah di pondok terlantar wilayah Cape Adare, Antartika Timur, lokasi pendaratan sekaligus basecamp penting bagi para penjelajah Antartika.
Sejak Mei 2016, Antarctic Heritage Trust (AHT) yang berbasis di New Zealand melangsungkan proyek konservasi bersama Canterbury Museum Lab. Tim berupaya melestarikan artefak yang ditemukan di Cape Adare dan sekitar 1.500 artefak telah ditemukan per bulan Juli.
"Penemuan kue buah yang terawetkan dalam kaleng berkarat ini cukup mengejutkan. Kue tersebut adalah makanan berenergi tinggi yang ideal untuk kondisi Antartika, dan masih merupakan opsi favorit dalam perjalanan modern ke wilayah dingin ini," kata manajer program AHT, Lizzie Meek.
Meek dan tim telah menghilangkan semua debu dari kaleng, memperbaiki robekan kertas pada bagian luarnya, dan menerapkan penstabil bahan kimia pada kaleng dan kue buah. Menurut dokumen yang ada, perwira dan penjelajah Angkatan Laut Britania Raya Robert Falcon Scott yang memimpin Terra Nova membawa kue tersebut sebagai bekal.
Ekspedisi ke kutub selatan dengan tujuan ilmiah dan geografis itu berakhir tragis karena lima orang dalam tim termasuk Scott tewas dalam perjalanan pulang. Ketika tiba pada 17 Januari 1912, mereka juga kecewa karena telah didahului oleh tim Norwegia pimpinan Roald Amundsen yang sudah berada di sana selama 34 hari.
Kini AHT bertugas mengumpulkan peninggalan tersisa di pondok Cape Adare, sekaligus mengembalikannya lagi ke tempat semula setelah tempat dipulihkan. Konservasi struktur bersejarah tengah direncanakan terhadap pondok yang dibangun pada 1899 oleh tim ekspedisi Carsten Borchgrnnik dari Norwegia itu.