Selasa 08 Aug 2017 11:01 WIB

Bukan IQ yang Buat Orang Sukses

Rep: Desy Susilawati/ Red: Esthi Maharani
Tampak dua orang pria merayakan kesuksesan dengan bertepuk tangan.
Foto: corbis
Tampak dua orang pria merayakan kesuksesan dengan bertepuk tangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ekonom James Heckman mengatakan IQ bukan menjadi faktor penting untuk menjadi sukses. Ia bertanya kepada ilmuwan dan non-ilmuwan, terutama politisi dan pembuat kebijakan. Ia bertanya berapa banyak perbedaan antara pendapatan orang jika dikaitkan dengan IQ.

"Paling menebak sekitar 25 persen, bahkan 50 persen. Tapi data justru menunjukkan IQ memiliki pengaruh sangat kecil, hanya 1-2 persen," katanya.

Jadi, jika IQ hanya merupakan faktor minor dalam kesuksesan, apa yang membedakan orang berpenghasilan rendah dari yang tinggi? Atau, seperti kata pepatah Jika Anda sangat pintar, mengapa Anda tidak kaya?

Seperti dilansir dari laman Independent, Selasa (8/8), Ilmu pengetahuan tidak memiliki jawaban pasti, walaupun keberuntungan tentu memainkan peran. Tapi faktor kunci lainnya adalah kepribadian.

Hal ini terungkap dalam sebuah makalah yang ditulis Heckman dalam Prosiding National Academy of Sciences bulan lalu. Ia menemukan kesuksesan finansial berkorelasi dengan conscientiousness, ciri kepribadian yang ditandai dengan ketekunan, ketekunan dan disiplin diri.

Untuk mencapai kesimpulan tersebut, dia dan rekannya memeriksa empat kumpulan data yang berbeda, yang antara keduanya termasuk nilai IQ, hasil tes standar, penilaian nilai dan kepribadian untuk ribuan orang di Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Beberapa kumpulan data mengikuti orang selama beberapa dekade, tidak hanya melacak pendapatan tapi juga catatan kriminal, indeks massa tubuh dan kepuasan hidup yang dilaporkan sendiri.

Studi tersebut menemukan bahwa nilai dan hasil uji prestasi merupakan prediktor kesuksesan orang dewasa yang lebih baik daripada nilai IQ. Itu mungkin mengejutkan.

Kelas tidak hanya mencerminkan kecerdasan tapi juga apa yang Heckman sebut sebagai "keterampilan non-kognitif," seperti ketekunan, kebiasaan belajar yang baik dan kemampuan untuk berkolaborasi - dengan kata lain, ketaatan.

Heckman, yang memiliki Hadiah Nobel pada tahun 2000 dan merupakan pendiri Pusat Ekonomi untuk Pengembangan Ekonomi Universitas Chicago, percaya kesuksesan tidak hanya pada kemampuan bawaan namun juga pada keterampilan yang dapat diajarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement