REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian terbaru menunjukkan sepertiga dari populasi dunia saat ini kegemukan ataupun obesitas. Kondisi ini diperkirakan akan semakin memburuk.
New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa jumlah orang-orang obesitas di 73 negara saat ini sudah meningkat dua kali lipat dibandingkan pada 1980. Tercatat, 12 persen orang dewasa dan lima persen anak-anak di dunia masuk dalam klasifikasi obesitas.
"Pada 2015, total 107,7 juta anak dan 603,7 juta orang dewasa obesitas," ungkap tim peneliti dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington, seperti dilansir NBC News.
Tim peneliti mengatakan kondisi obesitas tersebut tak hanya membahayakan kesehatan tetapi juga jiwa. Tim peneliti menemukan bahwa sekitar empat juta orang mengalami kematian akibat massa indeks tubuh (MIT) yang tinggi.
"Ini merepresentasikan 7,1 persen kematian dari berbagai penyebab," sambung tim peneliti.
Seperti diketahui, obesitas berkaitan erat dengan beragam risiko penyakit berbahaya dan mematikan. Membiarkan berat badan terus bertambah sama seperti membiarkan risiko-risiko penyakit tersebut meningkat.
"Risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan kondisi-kondisi lain yang mengancam jiwa," terang Direktur IHME Christopher Murray.
Bukti menunjukkan bahwa hal yang paling mempengaruhi peningkatan kasus obesitas di dunia adalah makanan tak sehat. Tim peneliti menilai saat ini sangat banyak dijumpai makanan murah dan mudah terjangkau yang mengandung energi atau kalori tinggi. Makanan-makanan ini juga diiklankan secara masif sehingga menyebabkan banyak orang mendapat asupan energi melebihi kebutuhan harian tubuh.
Hal lain yang juga dinilai berpengaruh adalah kurangnya aktivitas fisik atau olahraga. Tim peneliti menyoroti keberadaan beragam moda transportasi bagi masyarakat di berbagai belahan dunia. Kemudahan transportasi ini membuat orang-orang menjadi lebih sedikit bergerak.
"Perubahan pada lingkungan dan sistem makanan mungkin pendorong utama," jelas tim peneliti.
Tim peneliti salah satu intervensi yang penting untuk dilakukan berbagai negara adalah membaasi iklan makanan-makanan tak sehat untuk anak. Hal lain yang disarankan tim peneliti adalah memperbaiki makanan yang tersedia di sekolah. Tim peneliti juga menilai bahwa peningkatan pajak dapat dimanfaatkan untuk menurunkan konsumsi maknana tak sehat.
"Dan menyediakan subsidi untuk meningkatkan asupan makanan sehat," kata tim peneliti.