Rabu 19 Jul 2017 03:47 WIB

Kecerdasan Buatan Ancaman Bagi Eksistensi Manusia

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Nidia Zuraya
Kecerdasan buatan/ilustrasi
Foto: wordpress.com
Kecerdasan buatan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Pendiri SpaceX sekaligus CEO dari Tesla Inc, Elon Musk, mengingatkan, perkembangan teknologi, terutama soal kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI), dapat menjadi ancaman terhadap peradaban dan kelangsungan hidup umat manusia. Karena itu, diperlukan seperangkat regulasi yang mengatur atau mengendalikan perkembangan teknologi tersebut.

Berbicara di sela-sela seminar National Governor’s Association, akhir pekan lalu, Elon, mengungkapkan, selama ini dirinya telah melihat sendiri dan menjadi saksi bagaimana teknologi berkembang begitu pesat. Termasuk, dengan perkembangan dan inovasi dalam pembuatan AI. Penemu software Zip2 itu pun menilai, perusahaan-perusahaan teknologi yang terus mengembangkan teknologi AI harus dapat menahan diri.

Jika tidak, kata Elon, bukan tidak mungkin, perusahaan-perusahaan tersebut malah tidak sengaja menciptakan robot atau AI yang membahayakan manusia itu sendiri. ''Saya terus memperingatkan mereka. Jangan sampai, nanti kita melihat, ada robot atau AI yang membunuh seseorang di jalan. Mereka tidak tahu harus bereaksi apa, karena hal itu tadinya dianggap tidak mungkin,'' tutur Elon seperti dikutip The Independent, Selasa (18/7).

Untuk itu, Elon menambahkan, saat ini dibutuhkan seperangkat regulasi yang proaktif, bukan reaktif, terhadap perkembangan teknologi AI tersebut. Sebelumnya, produk regulasi itu hadir saat ada masalah. Namun, untuk masalah AI ini, regulasi itu harus sudah hadir terlebih dahulu guna mengendalikan perkembangan teknologi itu sendiri.

Pada masa lalu, tutur Elon, sejumlah regulasi dibentuk saat sudah terjadi sesuatu dan tidak menyentuh masalah fundamental, seperti eksistensi umat manusia. Kecelakaan, penyalahgunaan obat-obatan, atau tindak kriminal merugikan untuk sebagian orang dalam masyarakat. ''Tapi AI dapat menjadi ancaman, masalah, atau resiko untuk umat manusia secara keseluruhan. Saat ini, saya kira, banyak orang yang belum belum menyadari potensi resiko itu,'' katanya.

Elon mengakui, pembentukan regulasi itu memang bakal mendapatkan penentangan dari berbagai perusahaan teknologi. Tapi, dengan dasar untuk mengendalikan arah perkembangan teknologi tersebut, maka perangkat regulasi itu tetap diperlukan.

''Saat Anda sudah mendapatkan lampu hijau untuk meneruskan proyek Anda, maka itu bisa dilakukan. Tapi jika tidak, maka sebaiknya Anda pelan-pelan saja (dalam melakukan inovasi). Saya kira, perlu ada (regulasi) itu. Pada suatu saat, banyak robot yang akan melakukan pekerjaan manusia. Itu bisa menjadi masalah tersendiri,'' tutur pria yang juga dikenal sebagai pakar teknologi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement