Selasa 18 Jul 2017 03:49 WIB

Cara Inggris Lindungi Masyarakatnya dari Konten Pornografi

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Dwi Murdaningsih
Hindari pornografi
Foto: okihelfiska.wordpress.com
Hindari pornografi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dalam sembilan bulan ke depan, tepatnya pada April 2018 pengenalan pemeriksaan wajib pada tindakan pornografi online akan dimulai di Inggris. Menteri Digital Matt Hancock mengatakan pemeriksaan umum akan dilakukan untuk melindungi anak di bawah 18 tahun.

Persyaratan pemeriksaan usia berlaku untk situs web dan platform online yang menyediakan tontonan pornografi berbayar di Inggris. Pengawas juga akan dapat memaksa penyedia layanan internet untuk memblokir akses layanan yang tidak sesuai. Hancock menyarankan situs pornografi untuk meminta rincian kartu kredit sebelum memberikan akses apapun.

"Karena di Inggris, untuk memiliki kartu mereka sendiri, konsumen harus berusia di atas 18 tahun," kata Hancock.

Langkah Hancock tersebut disambut baik oleh lembaga dan yayasan perlindungan anak, termasuk Childnet. CEO Childnet Will Gardner mengatakan, perlindungan bagi anak untuk menghindari akses internet ke konten dewasa sangat penting, mengingat besarnya pengaruh hal tersebut kepada masa depan anak.

"Langkah ini sepertinya membantu membatasi akses pornografi," kata Gardner.

Namun, rencana ini dinilai masih prematur. Seorang ahli bernama Victoria Nash peraturan ini belum menjawab fakta bahwa layanan sosial media seperti twitter dan tumblr dapat mengandung pornografi dan tidak diwajibkan untuk mengisi keterangan usia.

"Mungkin akan menyulitkan anak-anak tersandung pornografi, terutama di rentang usia yang lebih muda," kata dia.

Ahli Keamanan Siber Oxford Internet Institute Joss Wright mengatakan waktu yang ditetapkan untuk penerapan aturan ini menurutnya tidak realistis. Sebab, ada ratusan ribu situs yang dapat diakses dan tidak semua dapat teridentifikasi. Selain itu, hal ini, kata dia menyinggung masalah privasi yang mengaharuskan seseorang untuk secara efektif memberitahukan fakta bahwa mereka melihat pornografi kepada pihak kartu kredit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement