REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Koleksi kelinci Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Biologi bertambah setelah masyarakat Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyerahkan Kelinci Jawa ke lembaga itu.
Staf peneliti laboratorium Mamalia, Bidang Zoologi Puslit Biologi-LIPI, Yuli Fitriana, saat dihubungi di Karawang, Kamis (13/7), mengatakan, pihaknya telah memiliki koleksi terakhir kelinci Jawa sekitar tahun 1940 yang ditemukan di wilayah Bogor.
"Jadi tentunya kami sangat senang ada sumbangan Kelinci Jawa yang ditemukan di wilayah Karawang pada tahun ini. Secara morfologi, kelinci yang diserahkan itu merupakan Kelinci Jawa," katanya.
Kelinci yang diserahkan tersebut memiliki bulu berwarna hitam pada tengkuk leher, bulu bergaris putih pada bagian dahi dan kuping, serta bagian kaki yang panjang seperti kancil. Kelinci Jawa dengan nama latin Lepus nigricollis itu sendiri telah memasuki daftar merah IUCN Red List of Threatened Species. Kelinci yang hidup di wilayah Jawa Barat sudah sulit ditemukan.
"Memang belum ada penelitian mengenai populasi di Indonesia. Tetapi seperti Kelinci Sumatera, Kelinci Jawa, itu sudah sangat sulit ditemukan," kata Yuli.
Kelinci Jawa memiliki habitat di wilayah savana dan bebatuan, seperti di wilayah daratan karst. Berbeda-beda dengan Kelinci Sumatera yang hidup di wilayah dataran tinggi.
"Kami akan mencoba meneliti lebih dalam lagi mengenai Kelinci Jawa yang telah kami terima. Saat ini kondisinya masih lumayan stres, perlu penanganan," kata dia.
Kelinci Jawa itu sendiri diserahkan ke LIPI oleh masyarakat Karawang yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (ForkadasC+). "Tujuan kami menyerahkan Kelinci Jawa ini untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan konservasi hewan endemik," kata Hendro Wibowo, perwakilan dari ForkadasC+.
Kelinci Jawa tersebut sebelumnya ditemukan di daerah Ciampel, Karawang yang merupakan perbatasan antara daerah industri dengan kawasan hutan.