Senin 03 Jul 2017 14:23 WIB

NASA Kembangkan Teknologi Agar Manusia Hidup di Mars

Rep: Christiyaningsih/ Red: Esthi Maharani
Mars
Foto: NASA
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND -- NASA tengah mengembangkan penelitian reaktor sel nuklir yang bisa menunjang kehidupan manusia di Mars. Jika berhasil, reaktor ini bisa memecahkan masalah teknis di Mars sehingga manusia bisa hidup di planet tersebut.

Penelitian itu berfokus pada penciptaan sumber energi kehidupan setelah sebelumnya peneliti meyakini ada air di planet merah. Dikutip dari laman Independent pada Senin (3/7), reaktor setinggi 6,5 kaki itu menjadi bagian dari proyek 'Kilopower' yang sudah dikembangkan sejak tiga tahun terakhir. Uji coba reaktor dijadwalkan berlangsung pada September tahun ini.

Jika reaktor itu lolos uji desain dan performa, NASA akan mengetesnya langsung di Mars. Departemen Energi AS dan Pusat Penelitian Glenn milik NASA adalah pemain utama di balik proyek senilai 11 juta Poundsterling ini.

Diperlukan sedikitnya energi sebesar 40 kilowatt untuk memuluskan ekspedisi manusia ke Mars. Energi itu disebut NASA setara dengan energi yang dibutuhkan di bumi selama delapan jam.

Energi raksasa itu dibutuhkan untuk produksi bahan bakar, udara, dan air. Setiap reaktor yang kini sedang dibangun diramalkan bisa menghasilkan 10 kilowatt energi. Ini artinya dibutuhkan empat reaktor agar koloni manusia yang terdiri atas delapan jiwa bisa hidup di Mars.

Reaktor-reaktor itu bekerja dengan memecah atom-atom uranium menjadi panas sehingga bisa menghasilkan listrik. Manusia tidak dapat mengandalkan sinar matahari di Mars. Karena jika dibandingkan cahaya yang diterima bumi, planet ini hanya menerima cahaya matahari sepertiganya.

Reaktor sel terakhir yang diuji coba oleh NASA adalah System for Nuclear Auxiliary Power (SNAP) pada dekade 1960-an. "Reaktor yang kini sedang dikembangkan akan menjadi yang pertama beroperasi di luar angkasa setelah program SNAP pada 1960," kata Lee Mason selaku penanggung jawab teknologi energi di Pusat Penelitian Glenn NASA kepada Space.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement