Jumat 30 Jun 2017 19:24 WIB

Ancaman Ransomware, Tiga Sektor Strategis Jadi Prioritas

Rep: Kabul Astuti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara memberikan penjelasan mengenai antispasi dan langkah preventif terhadap serangan Malware Ransomware PETYA di Jakarta, Jumat (30/6).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara memberikan penjelasan mengenai antispasi dan langkah preventif terhadap serangan Malware Ransomware PETYA di Jakarta, Jumat (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan malware ransomware melanda beberapa negara di Eropa Timur, Eropa Barat, dan Asia Selatan sejak Selasa (27/6). Ransomware ini mampu melumpuhkan sistem komputer pada beberapa layanan jasa perbankan, perhubungan udara, serta perusahaan minyak besar dunia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan Kominfo mulai memperhatikan pergerakan serangan siber ini di dunia maya sejak Rabu (28/6). Ada tiga infrastruktur atau sektor kritis yang menjadi prioritas pemerintah. Pertama, keuangan perbankan. Kedua, transportasi, khususnya transportasi udara. Ketiga, energi.

"Pemerintah sudah mempunyai standarisasi mengenai tiga sektor ini, yang menjadi prioritas. Tentunya kami nanti akan kembangkan pada sektor-sektor lainnya. Notifikasi yang utama diberikan kepada tiga sektor ini," kata Rudiantara di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (30/6).

Secara perinci, Rudiantara membeberkan notifikasi telah dikirimkan kepada sektor ICT mencakup semua operator telekomunikasi seluler, semua penyelenggara jasa akses Internet, dan penyelenggara NAP. Kemudian, untuk sektor keuangan perbankan mencakup OJK, Bank Indonesia, bank BUMN, bank-bank swasta, dan Kementerian Keuangan.

Rudi melanjutkan, notifikasi juga diberikan kepada penyedia jasa transportasi. Yakni, Kementerian Perhubungan, Air Navigation, PT Angkasa Pura Airport, dan maskapai-maskapai penerbangan mengingat sekarang musim arus balik setelah libur Lebaran. Selain itu, sektor ESDM yang terdiri dari Kementerian ESDM, Pertamina, dan PLN.

Rudi menyatakan sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat di tanah air yang terkena serangan ransomware ini. Dari data yang diperoleh Kominfo, serangan ini melanda sebagian besar negara Eropa Timur, sebagian kecil Eropa Barat, dan Asia Selatan. Namun, lanjut Rudi, ini tidak bisa mengasumsikan Indonesia aman dari serangan ransomware Petya.

"Kami tidak mau berspekulasi bahwa ini aman atau tidak. Karena yang mudik ini jutaan dari Jabodetabek, dan mereka belum masuk kantor. Yang barangkali punya PC. Tapi kami berharap dengan sosialisasi ini sebelum mereka mengoperasikan komputer mereka sudah tahu," ujar Rudiantara.

Menkominfo menyatakan sudah menyampaikan kepada para menteri di Kabinet Kerja terkait antisipasi serangan ini, supaya diteruskan kepada pengelola TI di masing-masing kementerian. Rudi mengingatkan untuk menonaktifkan jaringan internet dan mem-back up data sebelum mengaktifkan komputer.

Rudiantara menambahkan, para penyedia layanan publik, khususnya yang menunjang layanan mudik lebaran 2017, agar terus menjaga kewaspadaan sistem elektroniknya dari walware. Permintaan juga ditujukan ke pengatur sektor dan pelaku sektor pada sektor-sektor strategis nasional lainnya.

"Agar mulai sekarang dilakukan pengecekan kembali tatakelola manajemen data dan informasi terkait dengan mekanisme recovery dan juga berkenaan dengan identifikasi, klasifikasi dan otorisasi pemakaian data," tegas Rudiantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement