Senin 19 Jun 2017 06:23 WIB

Microsoft Berencana Simpan Data dalam DNA

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Dwi Murdaningsih
Penyimpanan data menggunakan DNA.
Foto: DNA
Penyimpanan data menggunakan DNA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa teknologi Microsoft berencana menyimpan data di dalam DNA. Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di MIT Techonology Review, arsitek komputer Microsoft Research mengatakan bahwa mereka berencana menyimpan data mereka pada DNA dalam beberapa tahun ke depan. Mereka berharap untuk memiliki sistem penyimpanan operasional yang menggunakan DNA di dalam pusat data pada akhir dekade ini.

Salah satu cara terbaik untuk menyimpan banyak informasi di ruang kecil saat ini adalah pita magentik kuno yang bagus. Karena tidak hanya harganya murah, pita magnetik dinilai cukup kasar untuk menyimpan informasi hingga 30 tahun, dan bisa menampung sebanyak terabyte data per roll.

Ketika dalam dua tahun terakhir data yang dihasilkan semakin banyak, maka pita magentik mungkin tidak akan cukup dalam beberapa dekade mendatang. Bahan meterial biologis seperti DNA mungkin tampak sebagai pilihan yang terdengar aneh untuk mencadangkan sejumlah besar informasi digital, namun kemampuannya untuk mengemas sejumlah besar data dalam ruang mungil telah jelas selama lebih dari dari 70 tahun.

Dilansir dari Sciencealert.com, string asam nukleat telah digunakan untuk menjejalkan informasi ke dalam sel hidup selama miliaran tahun. Perannya dalam penyimpanan data ditunjukkan untuk pertama kalinya lima tahun yang lalu, ketika seorang ahli ahli genetika Universitas Harvard menyandi bukunya - termasuk data jpg untuk ilustrasi - hanya di bawah 55 ribu helai DNA.

Sejak saat itu, teknologi telah berkembang sampai pada titik di mana para ilmuwan dapat merekam sekitar 215 petabyte (215 juta gigabyte) informasi pada satu gram DNA. Tahun lalu, Microsoft mendemonstrasikan teknologi penyimpanan data DNA dengan mengenskripsi sekitar 200 megabyte dalam bentuk 100 literatur klasik dalam empat basis DNA dalam satu proses tunggal.

Menurut MIT Review, proses ini akan menghabiskan biaya sekitar 800 ribu dolar AS, yang berarti perlu ribuan kali lebih murah untuk membuatnya menjadi pilihan yang kompetitif.

Meskipun begitu, kemungkinan itu hanya akan digunakan dalam keadaan tertentu bagi pelanggan yang bersedia membayar solusi penyimpanan khusus - seperti arsip data medis atau hukum yang penting - dan bukan sebagai pengganti metode penyimpanan berskala besar saat ini.

Sementara solusi penyimpanan DNA Microsoft akan berbasis pada chip, ada kemungkinan bahwa versi penyimpanan di masa depan dapat melibatkan enzim atau bakteri yang direkayasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement