Kamis 08 Jun 2017 13:36 WIB

Kecanduan Smartphone Buat Remaja Anggap Pornografi Hal Biasa

Rep: Christiyaningsih/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Smartphone
Foto: pixabay
Ilustrasi Smartphone

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Akibat kecanduan bermain smartphone, remaja-remaja di Inggris ternyata menganggap pornografi adalah hal yang normal. Kepala Klinik Harley Street Charter di Inggris, Mandy Saligary, mengatakan ketika seseorang sudah kecanduan sesuatu, maka candu itu akan berpengaruh terhadap perilakunya di masa yang akan datang.  

Dalam hal kecanduan smartphone, Saligari mencontohkan adanya potensi terjadi obsesi terhadap makanan, menyakiti diri sendiri, hingga sexting. Perhatian terhadap bahaya penggunaan smartphone berlebihan pada remaja semakin ditingkatkan di Inggris. Di sana sepertiga remaja berusia 12-15 tahun mengaku tak punya waktu seimbang antara bermain samrtphone dan aktivitas lainnya.

“Kesadaran akan bahaya smartphone harus ditumbuhkan karena orang-orang muda di bawah umur berpikir bahwa melihat dan mengirimkan gambar porno lewat handphone adalah hal yang biasa,” imbuh Saligary dikutip dari independent, Kamis (8/6).

Survey yang melibatkan 1.500 guru di Inggris baru-baru ini mengungkapkan dua pertiga guru menyadari bahwa para muridnya saling berbagi konten porno via smartphone. Laporan tiga tahun terakhir menyebut lebih dari dua ribu anak dilaporkan ke polisi karena terjerat kasus kriminal yang berhubungan dengan gambar tak senonoh.

“Sangat banyak pasien saya yang merupakan remaja putri berusia 13 dan 14 tahun terlibat sexting dan mengatakan bahwa sexting itu normal,” beber Saligary.

Banyak gadis-gadis muda yang saat ini menganggap bahwa berfoto telanjang dan mengirimkan ke orang lain lewat smarphone adalah hal yang wajar. Ironisnya, justru mereka menganggap sesuatu yang salah ketika para orang tua atau orang dewasa memergoki tingkah laku tersebut.

Kondisi demikian bisa dihindari apabila anak-anak diajarkan bagaimana cara menghargai diri sendiri sehingga tidak dengan mudah mengeksploitasi fisik yang mereka punya. “Ini berkaitan dengan isu mengenai bagaimana menghargai diri sendiri dan soal identitas,” kata Saligary.

Richard Graham yang menjadi psikiater konsultan di Nightingale Hospital Technology Addiction Lead mengatakan isu-isu tersebut makin berkembang di kalangan peneliti. Survey menunjukkan empat dari sepuluh orang tua di Inggris yang punya anak usia 12-15 tahun kesulitan mengontrol anak-anaknya dalam mengoperasikan smartphone.

Bahkan, balita berusia tiga dan empat tahun rata-rata menghabiskan waktu 6,5 jam per pekan untuk bermain internet. “Dewasa ini makin banyak orang tua yang berjuang untuk menyeimbangkan aktivitas yang dilakukan anak-anaknya,” jelas Graham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement