Senin 15 May 2017 22:21 WIB

BPS Sudah Antisipasi Virus Ransomware WannaCry

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ilham
Ransomware
Ransomware

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menegaskan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi terhadap serangan virus Ransomware Wannacry melalui sistem digital dunia maya. Ia menjelaskan, tim yang tergabung di dalam Sistem dan Informasi Statistik (SIS) BPS telah melakukan berbagai proteksi terhadap data-data statistik yang tersimpan di BPS, sekaligus langkah-langkah lainnya yang disarankan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, termasuk dengan menyimpan ulang data cadangan di tempat lain.

"Kami sudah mem-backup data sesuai dengan arahan Kominfo dan kalau dibuka sekarang sih gak ada masalah. Dan mudah-mudahan gak ada masalah. Kemarin Pak Rudiantara (Menkominfo) kan bilang gak usah panik yang penting kita antisipasi dengan ikuti langkahnya," jelas Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Senin (15/5).

Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad (14/5), mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dalam mengatasi penyebaran virus tersebut. "Langkah teknis bagi orang IT sudah kita siapkan, juga sudah siapkan tim yang dikoordinasikan oleh ID SIRTII dan Kementerian Kominfo, namanya siapa, nomor telponya berapa, kalau diperlukan nanti konsultasi. Jadi kepada siapa pun, kepada kementerian, swasta yang mempunyai sistem IT di perusahaanya tidak usah panik," katanya.

Virus tersebut telah menyerang layanan Rumah Sakit di Inggris dan Skotlandia. Akibatnya, data rumah sakit yang diserang tidak bisa dibuka dan meminta imbalan bila data tersebut ingin dibuka. Akibatnya, layanan RS harus menggunakan sistem manual. Di Indonesia, RS Dharmais menjadi salah satu pihak yang telah diserang virus tersebut. Dilaporkan, virus tersebut tidak hanya menyerang rumah sakit, namun juga sejumlah perusahaan swasta.

Menurut staf Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), Adi Jaelani, virus Ransomware WannaCry saat ini menyerang sistem server dan operasi Windows 8 ke bawah atau versi 2008 ke bawah yang belum melakukan update terbaru untuk menambal (patch) celah keamanan.

"Tapi yang jelas sistem yang rentan tersebut patching-nya (menambal atau mengamankan) sudah ada dua bulan lalu, dua bulan lalu patchingnya sudah ada, kalau adminnya melakukan patching aman, ini terkait adminnya yang mengaktifkan patching, dia rajin atau tidak untuk update," katanya.

Sampai saat ini belum ada anti-virus maupun penawar untuk mengembalikan file data yang terinfeksi. Untuk itu, sementara waktu jalan yang dapat ditempuh adalah melokalisasi data yang terinfeksi virus tersebut. "Kalau untuk menghilangkan virus nanti kita akan bekerja sama dengan antivirus- antivirus yang lain, sekarang baru lokalisasi jangan sampai menyebar ke tempat lain, kalau untuk decript (membuka kunci/sandi) untuk mengembalikan data itu di seluruh dunia juga belum, belum ketemu decrypt-nya," katanya.

Adi mengatakan, bagi mereka yang terkena virus tersebut, untuk tidak menuruti permintaan virus itu untuk membayar tebusan pembukaan data. Sementara itu, untuk melokalisasi dan mengisolasi virus tersebut ID-SIRTII menerbitkan sejumlah tip yang bisa digunakan.

Pertama, putuskan koneksi jaringan dengan cabut kabel data dan atau matikan koneksi WiFi. Kedua, matikan macro dan SMB Service, aktifkan firewall block Port 139, 445, 3389. Ketiga, unduh peralatan keamanan secara manual dari komputer lain, simpan di USB. Keempat, pasang peralatan keamanan itu ke komputer sasaran. Kelima, jalankan full scan menggunakan antivirus dengan fitur total security yang update. Keenam, lakukan backup data penting ke media lain yang aman dan bersih yang tidak terinfeksi.

Terakhir bila masih ada kesulitan dan membutuhkan bantuan dan langkah detil teknis, ID SIRTII siap membantu dengan menghubungi nomor telepon 02131925551, 02131935556 dan sementara untuk di luar jam kerja dapat menghubungi 08156179328.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement