Senin 15 May 2017 08:51 WIB

Panitia SBMPTN 2017 Antisipasi Serangan Ransomware WannaCry

Rep: Kabul Astuti/ Red: Winda Destiana Putri
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan keterangan pers terkait upaya penanganan serangan dan antisipasi Malware Ransomware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan keterangan pers terkait upaya penanganan serangan dan antisipasi Malware Ransomware WannaCry di Jakarta, Minggu (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan Malware Ransomware WannaCry menghebohkan dunia sejak Jumat (12/5). Sistem jaringan komputer di beberapa rumah sakit, perusahaan, dan bahkan situs pemerintahan di 99 negara tak luput dari serangan siber ini, termasuk Indonesia.

Sehubungan dengan pemberitaan adanya serangan virus Ransomware WannaCry tersebut, Panitia Pusat Humas SNMPTN-SBMPTN 2017, Tunjung W Sutirta mengimbau kepada peserta SBMPTN khususnya peserta Computer Based Test (CBT) agar tetap tenang dan tidak perlu khawatir.

"Panitia SBMPTN 2017 telah melakukan langkah-langkah  khusus untuk antisipasi serangan virus siber tersebut," kata Tunjung W Sutirta kepada Republika, Senin (15/5).

Tunjung menyatakan tim Teknis CBT sudah menyusun petunjuk teknis untuk para koordinator test CBT di setiap panitia lokal (panlok), jika sewaktu-waktu terjadi gangguan atau serangan siber. Antisipasi ini agar pelaksanaan ujian CBT tidak terganggu oleh serangan ransomware tersebut.

Dari hasil rekapitulasi Panitia Pusat SNMPTN-SBMPTN 2017, total peserta ujian SBMPTN 2017 berjumlah 797.023 peserta. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang pada 2016 berjumlah 721.326 pendaftar. Daya tampung peserta juga bertambah, dari 126.804 kursi pada 2016 menjadi 128.085 kursi pada 2017.

Dari 797.023 peserta SBMPTN 217, sebanyak 776.163 siswa akan mengikuti ujian Paper Based Test (PBT). Adapun, peserta yang mengikuti ujian Computer Based Test (CBT) sebanyak 20.860 siswa. Ketua Panitia Pusat SNMPTN-SBMPTN 2017 Ravik Karsidi mengatakan, model ujian CBT ini rencananya akan terus diperluas dan dijadikan model ujian SBMPTN ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement