Rabu 10 May 2017 20:10 WIB

Alasan 70 Persen Masyarakat Indonesia tak Punya Akun Bank

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Salah satu nasabah Tunaiku yang berusaha di bidang konveksi.
Foto: Dok: Tunaiku
Salah satu nasabah Tunaiku yang berusaha di bidang konveksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat ekonomi masyarakat Indonesia saat ini semakin membaik. Peningkatan taraf hidup per orang sudah pasti diikuti oleh demand masyarakatnya akan bertambah. Hal ini dilihat dari makin berkembangnya permintaan masyarakat di berbagai bidang.

Memulai suatu usaha dibutuhkan sebuah usaha ekstra dan keberanian berstrategi bagaimana mendapatkan dana dan keuntungan setelahnya. Tidak hanya menjadi wirausahawan, pastinya kita juga dapat menjadi saluran berkah para calon konsumen yang tengah berusaha merintis dan melengkapi usahanya dengan dana terjangkau.

Ketertarikan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansial keuangan membuat perkembangan teknologi finansial alias fintech saat ini sebagai kebutuhan baru yang mulai menjadi idola baru. Berbekal ide kreatif dan inovatif, hadir memberi solusi atas kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, mulai dari pembayaran, pengiriman uang, mendapatkan pinjaman, berbelanja, berdagang, hingga berinvestasi.

CEO Tunaiku, Vishal Tulsian, mengatakan, fintech berpotensi besar dalam kehidupan ekonomi modern. Apalagi jika kita sadar, di Indonesia masih terdapat 70 persen masyarakatnya tidak memiliki akun bank atau unbankable.

Mengapa masyarakat tersebut unbankable? Menurutnya, alasannya bermacam-macam. Ada karena pendidikan rendah, tidak memiliki tabungan, gaji atau honor habis untuk kebutuhan, bekerja di sektor informal, tidak dapat memenuhi persyaratan dari bank, tidak percaya dengan sistem perbankan dan infrastruktur yang terbatas ke bank tersebut.

Lalu bagaimana fintech menarik perhatian masyarakat? Jika berkaca pada perkembangan fintech di negara-negara berkembang, maka pemisalan kondisi Indonesia saat ini juga menjadi pemicu bagi pertumbuhan usaha fintech. Dari total populasi masyarakat Indonesia, baru sekitar 30 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses ke layanan perbankan.

Di sisi lain, saat ini sekitar 330 juta pengguna telepon genggam di Indonesia dan pengguna internet aktif sekitar 88 juta orang. Dengan meningkatnya pengguna gadget di masyarakat Indonesia membuat fintech semakin populer. “Tidak heran bila dalam waktu belakangan, usaha fintech menjadi pilihan bagi generasi muda yang ingin mengakses dan memanfaatkan fasilitas perbankan secara digital melalui teknologi finansial ini,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (10/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement