REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Dua mahasiswa kebidanan dari Akademi Kebidanan Yogyakarta (AKBIDYO) berhasil mengembangkan produk minuman dari daun kelor. Mereka adalah Nimas Arum Saraswati dan Sundari. Produk minuman yang diberi nama Kalokola Healthy Drinks ini merupakan terobosan inovasi terbaru untuk pengolahan daun kelor.
Menurut Nimas, ide ini muncul setelah melihat minat masyarakat yang masih rendah terhadap produk olahan daun kelor yang dianggap masih monoton sehingga kurang diminati. Selain itu, masyarakat juga masih belum sadar terhadap manfaat dari daun kelor. "Ide ini muncul sebagai inovasi serta gagasan baru untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memperbaiki taraf kesehatan masyarakat," kata Nimas, Senin (8/5).
Ia menjelaskan secara ilmiah daun kelor berkhasiat untuk mengatasi kekurangan gizi serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Kelor mengandung protein lebih tinggi daripada protein yang ada pada susu. Sedangkan dari segi komposisi asam amino, kelor memiliki kadungan asam amino esensial lebih banyak dari pada susu, seperti asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin.
"Tidak hanya itu. Kelor juga mengandung banyak vitamin yang diperlukan oleh tubuh, yaitu vitamin A, B1, B3, B12 dan vitamin C," papar Nimas. Sayangnya, belum banyak masyarakat yang mengetahui khasiat daun kelor tersebut. Kurangnya informasi serta inovasi, membuat minat masyarakat untuk mengonsumsi kelor semakin turun.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi baru untuk menumbuhkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi kelor. Salah satunya dengan memadukan berbagai macam varian rasa yaitu jaya (jahe soya), kotcha (kelor matcha),Cobi (Coklat Ubi ungu), Vanibi (Vanila Ubi ungu), coklat, stroberi dan vanila.
Menurut Sundari, perpaduan berbagai rasa ini diharapkan dapat menyamarkan rasa asli dari kelor yang sedikit monoton dan kurang terlalu diminati. Sehingga tanpa sadar mereka telah mengonsumsi kelor dengan berbagai manfaatnya. Produk olahan kelor ini diolah dalam bentuk minuman serbuk kesehatan yang diberi nama Kalokola Healthy Drinks.
"Harapannya, minuman ini dapat menjadi minuman sehat untuk memenuhi setiap kebutuhan nutrisi masyarakat luas mulai dari anak-anak hingga lansia. Dengan demikian, masih terbuka peluang yang sangat besar dalam pengembangan produk ini karena merupakan produk dengan inovasi baru, sehat, serta dapat dinikmati masyarakat luas," kata Sundari.
Ia mengemukakan Kalokola Healthy Drinks terbagi dalam dua kategori, yaitu kategori Klasik dan kategori Premium. Pada kategori klasik, komposisi kelor hanya 20 persen dan bahan penunjang 80 persen . Bahan penunjang ini terdiri dari, bubuk kakao, essens coklat, essens matcha, bubuk coklat putih, perisa stroberi, bubuk vanili, gula, krimer nabati, garam, susus bubuk rendah lemak, pewarna makanan merah jambu, ungu, hijau. Kategori Klasik ini dapat dikosumsi berbagai kalangan, baik remaja, dewasa, dan anak-anak kriterian usia lebih dari dua tahun.
Sedangkan pada kategori Premium, komposisi kelor sebanyak 40 persen dan bahan penunjang 60 persen. Antara lain bubuk jahe, bubuk ubi ungu, bubuk susu kedelai, talas bubuk, oats, bubuk kakao, pewarna makanan merah jambu, ungu, krimer nabati, gula, perisa vanila, garam.
Dosen Pembimbing Nimas dan Sundari, Pri Hastuti menyampaikan, kategori premium ini lebih baik diperuntukkan bai ibu hamil, ibu menyusui, serta lansia. Karena ketiga golongan ini membutuhkan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang lebih banyak. "Produk ini juga dapat dikonsumsi oleh anak-anak di atas dua tahun, remaja dan dewasa dengan masalah defisiensi gizi sebagai pemenuhan gizi yang efektif," tambah Pri Hastuti.