Ahad 07 May 2017 06:34 WIB

Saat Kaki 'Tertidur'

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Kaki tertidur. Ilustrasi
Foto: Hufpost
Kaki tertidur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ada kalanya kaki terasa kebas, apalagi setelah tertekuk atau dalam posisi yang tidak nyaman. Bahkan, akibat kondisi tersebut, butuh waktu selama beberapa detik agar bisa kembali berdiri dan akhirnya berjalan.

Tidak hanya di kaki, kondisi ini juga bisa terjadi di tangan. Fenomena ini disebut tangan atau kaki yang 'tertidur'. Menurut asisten profesor Neurologi dari School of Medicine University of North Carolina, Rebecca Traub, kondisi itu terjadi lantaran ada kompresi sementara yang dirasakan oleh saraf, baik kaki maupun tangan.

Bila saraf itu terjepit atau terkompresi, maka saraf itu tidak bisa mengomunikasikan sinyal ke tulang belakang dan otak dengan benar. Cara kerja saraf, kata Traub, memang seperti selang air. Saraf membawa sinyal listrik yang ditransmisikan dari organ tubuh tertentu ke tulang belakang dan otak. Kemudian, sinyal itu dikembalikan ke organ tubuh tersebut.

Traub memberi contoh, saat Anda memegang kompor yang panas, maka saraf di tangan akan memancarkan sinyal ke otak. Kemudian sinyal itu ditafsirkan sebagai rasa sakit oleh otak dan akhirnya Anda akan menarik tangan Anda dari kompor tersebut.

Jika ada simpul saraf yang tertekuk atau membekok, seperti pada pergelangan tangan atau lutuk kaki, sama seperti cara kerja selang di dalam air, maka sinyal saraf itu tidak bisa ditransmisikan secara sempurna ke otak. Hal ini ditandai dengan adanya mati rasa di bagian lutut atau pergelangan tangan. 

''Satu saraf di kaki yang umum mengalami kompresi adalah saraf fibular, yang berada di sekitar sisi-sisi lutut. Saraf ini sering terjepit atau terkompresi saat seseorang duduk dengan kaki disilangkan untuk waktu yang lama,'' tutur Traub seperti dikutip The Bussines Insider dan dilansir laman Science Alert.

Alhasil, Traub menjelaskan, selama ini ada kesalahpahaman tentang mati rasa tersebut, yang kerap dihubungkan dengan tidak adanya suplai darah ke kaki. Kemudian, rasa kesemutan yang timbut setelah kondisi tersebut merupakan pertanda berfungsinya kembali saraf-saraf di kaki atau di tangan.

''Kaki, tungkai, atau tangan yang 'terbangun' dari tidurnya itu kerap disebut paresthesia. Ketidaknyamanan, atau terkadang rasa sakit, membuat Anda merubah kaki atau tangan Anda,'' ujar Traub.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement