REPUBLIKA.CO.ID, CAPE CANAVERAL -- Roket SpaceX berhasil meluncur dari Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat guna menyokong satelit pengintai milik militer AS yang diterbangkan ke orbit. Roket ini kemudian kembali mendarat di lokasi yang sama dengan peluncuran setelah melakukan tugasnya.
Sebuah satelit rahasia Kantor Pusat Informasi Militer Nasional AS (NRO) diluncurkan SpaceX pada Senin (1/5) pagi waktu setempat. Ini merupakan misi SpaceX ke 34 sekaligus misi pertama perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk itu untuk Departemen Pertahanan AS, demikian dilansir Live Science awal pekan ini.
''Kami berhasil mendaratkan kembali roket kami. SpaceX bahagia ini bisa terjadi,'' kata Kepala Teknisi Rancang Mekanis SpaceX John Federspiel.
SpaceX dikabarkan memenangkan dua kontrak dari NRO untuk bisnis transportasi luar angkasa ini. Bisnis layanan penerbangan luar angkasa untuk militer ini terbagi dalam 70 misi senilai 10 miliar dolar AS. SpaceX sendiri nampak agresif memenangkan lebih banyak tender untuk Departemen Pertahanan AS ini.
Kepala Pusat Komando Luar Angkasa AS Jenderal John Raymond, militer AS terbuka membeli alat luncur untuk kebutuhan militer, terutama yang sudah pernah dipakai. Ia senang SpaceX membuktikan itu dengan baik.
SpaceX berhasil meluncurkan roket pertama mereka ke orbit pada Desember 2015 lalu dan melakukan pengulangan sembilan kali. Hasilnya, empat berhasil kembali mendarat di landasan Cape Canaveral Air Force Station, Florida dan enam berhasil mendarat di laut. Mendarat di laut adalah opsi bila roket tak cukup bahan bakar untuk kembali ke landasan luncur.