Ahad 23 Apr 2017 15:45 WIB

Faktor Terbunuhnya 1.700 Orang di Danau Nyos Masih Jadi Misteri

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Winda Destiana Putri
Danau Nyos di Kamerun.
Foto: AtlasObscura
Danau Nyos di Kamerun.

REPUBLIKA.CO.ID, KAMERUN -- Tiga puluh tahun lalu, Agustus 1986, sebuah bencana terjadi di Danau Nyos, Kamerun. Sebanyak 1.700 nyawa menjadi korban. Penyebabnya, hingga kini, masih menjadi misteri.

Dilansir dari Science Alert, kejadian itu bermula saat tiba-tiba danau tersebut mengeluarkan gas karbondioksida beracun. Tidak tanggung-tanggung, tanpa peringatan, tiba-tiba gas yang dihembuskan sebanyak hampr 1,6 juta ton.

Kepulan gas yang membentuk awan itu kemudian menyebar ke pemukiman di sekitar danau dengan kecepatan sekitar 100 km/jam. Dalam hitungan menit, gas itu langsung merenggut nyawa 1.746 orang dan 3.500 hewan ternak dalam radius 25 kilometer dari danau. Salah satu korban selamat yang terbangun 3 jam usai letupan awan mematikan itu, Joseph Nkwain mengatakan kepada Plymouth University researcher, Arnold H. Taylor, tiba-tiba ia pingsan dan mencium aroma yang sangat tidak sedap.

Kejadian itu membuat warga di sekitar desa Cham Nyos dan Subum sesak napas saat sedang tidur. Beberapa mengalami pendarahan pada hidung dan mulut. Saat para korban selamat terbangun, mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan yang terjadi.

Yang ada hanya mayat. Bahkan hewan kecil seperti lalat pun ikut mati. Tak heran jika hal ini merupakan salah satu misteri encana paling aneh sepanjang sejarah.

Sebenarnya, danau itu memang meiliki kandungan karbon dioksida yang besar, namun, biasanya gas itu terpendam di bawah permukaan air danau. Namun, saat itu, diperkirakan sekitar pukul 21.00 waktu setempat, tiba-tiba gas itu menyebar ke permukaan.

Hingga saat ini belum jelas apa penyebab yang membuat gas itu mengepul ke permukaan. Boleh jadi, itu dikarenakan adanya gempa bumi atau tanah longsor, erupsi vulkanik dan mungkin ada suatu benda besar yang menghantam permukaan air danau.

Atlas Obscura melaporkan, sempat terjadi ledakan dan menciptakan tsunami kecil setinggi 92 meter di danau itu. Namun karena tidak adanya penjelasan ilmiah yang cukup meyakinkan, penduduk setempat curiga bahwa letusan itu disebabkan oleh adanya uji coba bom secara tersembunyi yang dilakukan oleh pemerintah Israel dan Kamerun.

Pada 2001, dipasang pipa untuk menyalurkan gas dari dasar danau ke udara bebas secara gradual. Sehingga, hal ini dapat mengurangi potensi terjadinya kejadian serupa.

Selain itu, di danau itu juga didirikan tembok untuk menjaga kestabilan tanah di danau. Tembok itu dibangun untuk mencegah terjadimya pergesan tanah yang kemudian kembali memicu keluarnya gas beracun tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement