REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Biogas merupakan salah satu bahan bakar berbasis biomassa yang potensial digunakan menjadi energi alternatif. Secara kimiawi biogas tersusun dari berbagai unsur, salah satunya adalah senyawa sulfida. Meskipun jumlah senyawa ini relatif kecil, keberadaannya dapat mengganggu bahkan merusak peralatan yang digunakan karena memililki sifat korosif.
“Metode untuk menghilangkan hidrogen sulfida dalam gas biasanya dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Tetapi biasanya memakan biaya besar dan menghasilkan limbah turunan,” kata Dosen Fakultas Teknik Universitas 17 agustus 1945 Semarang, Retno Ambarwati Sigit lestari.
Ia menuturkan proses biokimia dengan metode biofiltrasi juga sudah banyak dilakukan untuk menghilangkan senyawa sulfida pada biogas. Namun demikian, penelitian dengan penggunaan bahan penyangga berupa biji salak belum pernah dilakukan. Untuk itu ia melakukan penelitian dengan memanfaatkan bahan tersebut.
Retno menuturkan, biji salak memiliki tekstur keras dan beberapa kandungan senyawa yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai asam sulfida. Selain itu biji salak juga memiliki sifat fisika yang baik untuk dipakai sebagai media imobilisasi bakteri sekaligus bahan isian di dalam kolom biofilter.
Uji efektivitas biji salak sebagai penyangga bakteri pendegradasi sulfida menunjukkan bahwa biji salak dapat berfungsi sebagai tempat imobilisasi bakteri pendegradasi sulfida. Bakteri yang diambil dari tempat pengolahan limbah cair tahu biogas di Desa Srandakan, Kabupaten Bantul, DIY itu terbukti mampu mendegradasi asam sulfida.
“Identifikasi bakteri pendegradasi sulfida secra genetopik memberikan hasil bahwa isolat merupakan genus Bacillus cereus dengan kesamaan 98 persen,” papar Retno.
Ia menjelaskan proses eliminasi hidrogen sulfida dalam biogas menggunakan biofilter dengan Bacillus cereus yang dimobilisasi pada permukaan biji bisa menurunkan konsentrasi hidrogen sulfida hingga 97,15 persen. Hasil tersebut diperoleh pada kecepatan aliran biogas 30 liter per jam, konsentrasi hidrogen sulfida masuk 142,48 ppm, dan waktu operasi 4 jam.
“Eliminasi hidrogen sulfida dipengaruhi konsentrasi hidrogen sulfida, kecepatan alir biogas masuk biofilter, serta posisi axial dari inlet,” ujar lulusan program doktoral UGM itu menjelaskan.