Rabu 12 Apr 2017 16:14 WIB

LIPI Kembangkan Teknologi Alternatif untuk Listrik Daerah Terpencil

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan riset teknologi smart microgrid untuk memenuhi kebutuhan listrik wilayah-wilayah terpencil. Teknologi ini memanfaatkan potensi sumber energi terbarui di daerah tersebut.

"Di daerah-daerah terpencil itu kebanyakan menggunakan genset. Mereka harus beli bahan bakarnya untuk mendapatkan listrik," jelas Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI Budi Prawara di Ruang Rapat Gamma Pusat Penelitian Fisika LIPI,  Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (12/4).

Budi menjelaskan, berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), 1,6 juta rumah tangga miskin belum mampu menikmati sambungan listrik. Jumlah desa yang belum terfasilitasi listrik juga masih ada 12.000 desa.

"Jadi ini ditujukan untuk daerah terpencil dengan memanfaatkan potensi sumber energi terbarui di daerah tersebut," kata Budi.

Ia memberikan contoh pedesaan yang ada di timur Indonesia. Di Papua, kata Budi, jarang hujan sehingga mataharinya bagus. Oleh sebab itu, di sana mereka anggap cocok pengembangan panel surya (PV). "Kalau ada ternak juga di sana, bisa kita koordinasikan. Nanti bisa ada PV dan biogas. Jadi tidak hanya satu sumber energinya," lanjut Budi.

Teknologi smart microgrid ini, kata Budi, memang menawarkan sistem kelistrikan skala kecil. Jangkauan layanannya pun diutamakan hanya untuk masyarakat sekitar. Teknologi ini sudah dikembangkan LIPI sejak 2015. "Kami menggabungkan beberapa pembangkit dari sumber energi terbarukan, yaktu mikrohidro, biomassa, dan surya yang dikembangkan dari riset sebelumnya," ujar Budi.

Ia juga menjelaskan, teknologi ini sudah diterapkan di Raja Ampat, Papua, dan Ciparay, Jawa Barat. Teknologi ini terdiri dari intellegent inverter yang dapat mengonversi sumber energi baru dan terbarukan untuk menyuplai beban listrik.

"Kelebihan daya akan disimpan di dalam baterai dan akan digunakan pada saat beban puncak untuk mencegah pemadaman," papar dia.

Sebagai penunjang kebutuhan komponen pendukung, Pusat Penelitian Fisika LIPI telah mengembangkan riset penyimpanan energi. Menurut Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI, Bambang Widiyatmoko, energi juga menghadali masalah besar terkait penyimpan energi. "Kami telah mengembangkan teknologi pendukung untuk material maju, seperti baterai lithium, fuel cell, dan juga magnet permanen," jelas Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement