Sabtu 08 Apr 2017 19:19 WIB

Indonesia Sabet Juara Umum Kompetisi Robot Internasional

Tiga robot Universitas Muhammadiyah Malang akan berkompetisi di kategori robot pemadam kebakaran bertajuk Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC).
Foto: UMM.
Tiga robot Universitas Muhammadiyah Malang akan berkompetisi di kategori robot pemadam kebakaran bertajuk Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Indonesia yang diwakili Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi juara umum dalam kontes robot tingkat Internasional yang diadakan di Trinity College, Amerika Serikat (AS) pada 1-2 April 2017. Dalam ajang Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) yang diikuti tujuh negara tersebut, tim PENS meraih juara satu, dua, dan tiga dalam kategori robot pemadam api beroda.

Selain itu, mereka juga menjadi juara tiga untuk kategori robot pemadam api berkaki. Sedangkan, dua tim UMM, yakni InaMuh meraih juara satu kategori robot pemadam api berkaki dan tim Unmuh menjadi juara dua kategori robot pemadam api berkaki. InaMuh juga mendapat juara poster terbaik.

Ditemui saat penyambutan di Surabaya, Jumat, salah satu peserta yang mewakili UMM Imam Fatoni mengatakan timnya sempat mengalami kendala dua jam sebelum pertandingan dimulai. "Suhu berubah drastis membuat motor pompa bocor. Padahal, dua jam sebelum bertanding. Akhirnya, bagaimana caranya robot bisa berjalan. Kami bersihkan dan yang sempat rusak pompa juara dua kategori robot berkaki," kata mahasiswa Program Studi Strata Satu (Prodi S-1) Elektro UMM semester VI itu.

Imam yang bertindak sebagai mekanik mengaku dalam lomba yang diikuti oleh negara seperti Kanada, China, Israel, Portugal, Uni Emirat Arab dan AS. China, menurut dia, menjadi saingan terberat karena memiliki rekam jejak yang bagus dalam kejuaraan tersebut, dan ada banyak tim yang mewakili.

Rektor UMM Drs Fauzan M.Pd mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi khusus kepada mahasiswa yang menjadi punggawa tim ke kontes robot kelas dunia. Mahasiswa akan bebas biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan mendapatkan insentif individu, tiap-tiap anggota tim juga dibebaskan dari tugas akhir dan sejumlah mata kuliah yang ekuivalen, seperti Robotika, Mekatronika, dan Micro Controller, ujarnya.

"Namun, masing-masing tim tetap diminta mengembangkan konsepnya dan dirancang agar bisa sampai pada industrialisasi robot," katanya. Pengembangan konsep itu, menurut dia, untuk diikutkan dalam festival riset, di mana salah satu acaranya yaitu pertemuan tingkat tinggi kewirausahaan (entrepreneurship summit).

"Di situ, hasil riset terbaik dari mahasiswa dan dosen UMM akan ditemukan dengan para pengusaha. Pada momen ini robot-robot yang sudah terbukti kualitasnya itu tentu akan menarik kalangan industri," tutur Fauzan. Sementara itu, Direktur PENS Zaenal Arief mengungkapkan bahwa pihaknya memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang memperkuat tim atas keberhasilan mereka.

"Pascasarjana terapan per semester biayanya Rp 7,5 juta. Selama empat semester, biaya wisuda dan lain-lain sekitar Rp 35 jutaan per mahasiswa. Ini untuk merangsang mereka ke jenjang pendidikan lebih tinggi," katanya. Zaenal mengatakan, prestasi tersebut merupakan yang kesekian bagi PENS, antara lain pada tahun lalu menyabet juara 3 pada kontes robot di Bangkok, Thailand.

Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Direktur Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang telah mengirimkan Wakil Indonesia di Kejuaraan ini serta dukungan materil dan moril. "Mudah-mudahan di tahun-tahun mendatang, Kemristekdikti akan meningkatkan alokasi dana untuk kompetisi-kompetisi mahasiswa Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement