Kamis 06 Apr 2017 21:14 WIB

Ericsson Perkenalkan 5G di Indonesia

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Teknologi jaringan 5G. Ilustrasi
Foto: Techradar
Teknologi jaringan 5G. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ericsson Indonesia menggelar demo jaringan 5G pertama kali di Indonesia, di Hotel Four Seasons, Jakarta belum lama ini. Perkenalan jaringan 5G tersebut menjadi bukti konsistensi Ericsson dalam membangun infrastruktur dan ekosistem di Indonesia.

Jaringan 5G merupakan teknologi generasi ke lima dengan kecepatan lebih besar dari sebelumnya. Berdasarkan laporan terbaru Ericsson Mobility Report, teknologi 5G telah berkembang pesat dan akan menembus angka 500 juta pelanggan pada 2022 mendatang secara global.

Teknologi 5G menjadi pondasi utama bagi dunia untuk menciptakan model bisnis baru, termasuk Internet of Things (IoT). Kapabilitasnya jauh lebih luas dalam menjangkau berbagai dimensi. Bayangkan saja bila di masa depan manusia bisa mendapatkan tindakan medis di negara berbeda tanpa harus datang ke negara tersebut.

Atau internet bisa menggerakkan mesin-mesin besar tanpa harus dipandu oleh manusia. "Bagi operator, 5G berpotensi mendorong pemasukan baru bagi perusahaan," ujar Presiden Direktur Ericsson Indonesia dan Timor Leste Thomas Jul. Berdasarkan prediksi The 5G Business Potential Report 2017, pertumbuhan pemasukan bagi operator sebanyak 34 persen pada 2026 mendatang jika dibandingkan 2016 lalu. Sementara itu konsumen akan menikmati aplikasi baru, seperti Augmented Reality (AR) dan video streaming 4K dengan kecepatan lebih tinggi.

Industri juga akan lebih diuntungkan dengan aplikasi IoT yang lebih inovatif, beberapa di antaranya transportasi pintar dan layanan kesehatan jarak jauy. Ericsson menargetkan peluncuran 5G secara global dalam waktu tiga tahun mendatang. Hal tersebut sudah dipersiapkan Ericsson dengan melihat kebutuhan masing-masing negara, seperti mendukung pemerintahan, operator telekomunikasi, dan industri lainnya dalam mempersiapkan adaptasi 5G.

Demo 5G dilakukan Ericsson dengan memberikan test bed 5G milik Ericsson mencakup semua fungsi. Di antaranya, 5G dengan berlatar belakang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Kecerdasan tersebut berada di dalam cloud dan bisa digunakan untuk melakukan komunikasi dari mesin ke mesin. Ericsson memperlihatkannya dengan alat berupa tangan robot motion-sensing. Pengguna bisa mengendalikan robot tangan melalui gerakan tangan dan jari.

Pengguna bisa meletakkan tangan di atas sensor kemudian robot tangan akan bergerak sesuai dengan gerakan tangan penggeraknya. Teknologi ini bisa diterapkan dalam berbagai tugas, termasuk operasi jarak jauh. Hal tersebut akan berguna untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja. Kemudian Ericsson memperlihatkan kemampuan 5G untuk mendukunh video streaming berkonten 4K. Konten tersebut dapat disaksikan dari sebuau server ke radio base station, kemudiam dikirim ke dalam perangkat 5G.

Konten yang sudah dikirim ke perangkat 5G lantas disambungkan ke layar televisi 4K. Pemutaran video 4K tanpa gangguan membutuhkan kecepatan unduh minimal 15 Mbps. Dengan radio 5G sel jaringan tunggal dapat mendukung pemutaran video tersebut tanpa hambatan, dan bisa disaksikan oleh ratusan pengguna secara bersamaan. Teknologi ini berpotensi besar dalam konektivitas jaringan data seluler mengingat permintaan konten video terus meningkat.

Berdasarkan Ericsson Mobility Report South East Asia and Oceania Juni 2016 mencatat lebih dari 20 persen pengguna ponsel pintar di Indonesia mengkases video online setiap hari. Jaringan 5G juga bisa membantu industri transportasi dan logistik. Misalnya, di Swedia kini truk pengangkut barang sudah dipasangi sensor GPS dan kamera. Truk tersebut mampu mengendalikan kecepatan dan berjalan beriringan secara otomatis meski tetap ada supir di balik kemudi. Hal tersebut terbukti mampu melakukan efisiensi terhadap bahan bakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement