REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah daerah terus berupaya menekan angka kematian ibu dan anak saat persalinan. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meresmikan aplikasi Bumil Resti (Sistem Informasi Ibu Hamil Resiko Tinggi) dalam kunjungan ke Provinsi Bangka-Belitung, Rabu (5/4).
Aplikasi Bumil Resti atau Sistem Informasi Ibu Hamil Resiko Tinggi merupakan inisiatif Pemkab Bangka dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu bersalin untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
"Ini adalah sebuah inovasi yang bisa menjadi role model bagi daerah lain. Lewat aplikasi ini Pemkab Babel 'memburu' atau mencari ibu-ibu hamil yang beresiko tinggi sampai ke pelosok desa," kata Khofifah, Rabu (5/4).
Layanan ini juga menguatkan peran bidan dan dokter spesialis kandungan dalam pemantauan secara terus-menerus terhadap ibu hamil berisiko tinggi.
Pemerintah Kabupaten Bangka juga meluncurkan aplikasi "Kembang Desa" atau Kesejahteraan Masyarakat Bangka, yang sistemnya dibangun dengan mengedepankan Rumah Tangga Sasaran (RTS). Menurut Khofifah, ini merupakan sistem informasi pengelolaan data kemiskinan yang paling lengkap di Indonesia dan paling mudah diakses oleh masyarakat luas.
"Sistem ini memiliki keunggulan tidak hanya merekam data kemiskinan by name by address tetapi juga terdapat foto dan profil lengkap RTS. Bahkan sampai titik koordinat alamat individu RTS," ujar Khofifah.
Mensos juga mengapresiasi program Buratuhiri (Orang Tua Hidup Sendiri) dan Program Bunaktuslah (Perburuan Anak Putus Sekolah). Lewat program ini, pemkab proaktif melakukan perburuan anak putus sekolah untuk mengajak mereka kembali ke sekolah dan mendapatkan kejar paket, serta perburuan lansia terlantar untuk mendapatkan penanganan cepat.