Rabu 05 Apr 2017 18:08 WIB

Penyebab Kembar Siam Belum Diketahui

Rep: Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Ilustrasi bayi kembar siam.
Foto: BBC
Ilustrasi bayi kembar siam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia medis hingga kini belum mengetahui penyebab kasus kembar siam atau tulang tengkorak bersatu dengan tubuh terpisah. Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita Didi Danukusumo mengatakan, idealnya ketika ibu hamil janin kembar memiliki dua telur sempurna, dua ari-ari hingga kantung dalam satu rahim sehingga janin-janin tidak berebut makanan. Yang menjadi masalah, kalau sang ibu hamil kembar siam.

Ia menjelaskan, ketika lebih dari 13 hari ternyata sel telur masih menempel dan tidak pecah sempurna, dua janin ini menjadi satu telur. Namun, ia belum mengetahui pasti penyebabnya. "Secara medis, penelitian belum menemukan jawabannya," ujarnya saat ditemui usai konfrensi pers kembar siam Rafky-Rifky di Jakarta, Rabu (5/4).

Namun, ia mengakui sel telur ketika dipacu menggunakan obat bisa memacu supaya sel telurnya matang. Karena terkadang penanganan pasangan tidak subur atau infertil salah satunya, yaitu memacu pematangan sel telur. Namun, kata dia, sang ibu bisa mengetahui janin kembar siam atau normal ketika usia kehamilan memasuki trisemester kedua melalui Ultra Sono Grafik (USG).

"Di pekan ke-20, bayinya satu atau dua atau ada kelainan, tidak bisa diketahui," katanya.

Sementara itu, dokter bedah syaraf dari RSAB Harapan Kita, Syamsul Ashari mengatakan, dunia kedokteran membagi kembar siam menjadi empat tipe. "Tipe A itu berhubungan tulangnya, tipe B tulang dengan selaputnya, tipe C berhubungan dengan pembuluh darahnya, tipe D otaknya. Tetapi tipe C dan D tidak bisa dipisahkan atau belah," ujarnya.

Untuk itu ia menyarankan operasi kembar siam dilakukan sedini mungkin. Sebab, kata dia, semakin dewasa usia kembar siam, anggota tubuh semakin menyatu akhirnya sulit dipisah. Ketika dilakukan pemiahan pun, kata dia, harus pelan-pelan dan operasi bertahap supaya kembali ke anggota tubuhnya masing-masing, lalu dipisahkan.

Ia juga mengaku pernah menangani pasien kembar siam dan tidak berhasil. "Memang tidak mudah. Jadi semakin cepat (pemisahan) semakin bagus," katanya. Namun, karena risiko yang tinggi, ia menyebut bayi kembar siam yang bisa dioperasi pemisahan berusia tiga bulan. Ini karena daya tahan si bayi untuk toleransi operasi selama 10-18 jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement