Ahad 26 Mar 2017 15:02 WIB

Ingin Peras Apple, Peretas Ancam Hapus 200 Juta Akun iCloud

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
iCloud. Ilustrasi
Foto: Mashable
iCloud. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok peretas mengaku bahwa mereka memiliki akses terhadap lebih dari 300 juta akun email Apple. Kelompok peretas mengancam akan menghapus data dari ratusan juta pengguna iCloud jika Apple tidak memberikan uang yang mereka minta sampai 7 April Mendatang.

Dilansir Mashable, kelompok peretas yang menamai diri Turkish Crime Family ini meminta uang 75 ribu dolar Amerika dalam bentuk mata uang online, yaitu Bitcoin atau Ethereum. Mereka juga menerima gift card iTunes senilai 100 ribu dolar Amerika. Pernyatan tersebut mereka ungkapkan pada Kamis pagi.

Seperti dilaporkan dalam situs Motherboard, para anggota Turkish Crime Family mengunggah beberapa bukti bahwa ancaman mereka serius. Bukti-bukti tersebut berupa unggahan video, screenshot email dan akses terhadap email yang katanya digunakan untuk berkomunikasi dengan tim keamanan Apple.

Dalam video yang dibagikan melalui email, terlihat kelompok peretas ini 'memamerkan' beberapa akun iCloud yang mereka curi. Hanya ini satu-satunya bukti yang dimiliki oleh situs Motherboard.

Setelah ancaman ini diberitakan oleh Motherboard, muncul sebuah akun Twitter yang mengaku sebagai Turkish Crime Family. Akun ini mengunggah kembali ancaman-ancaman yang mereka telah lontarkan sekaligus me-retweet berita-berita yang memuat kabar terkait ancaman mereka.

Kisah di balik ancaman ini tidak selalu konsisten. Salah satu perwakilan kelompok peretas mengatakan bahwa mereka memiliki akses terhadap 300 juta akun. Akan tetapi, anggota lain kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki akses terhadap 559 akun email. Sedangkan akun Twitter Turkish Crime Family mengatakan bahwa akun iCloud yang akan terdampak dari aksi mereka ialah 200 juta.

Per 23 Maret, juru bicara Apple mengatakan bahwa tidak ada upaya peretasan pada sistem perusahaan Apple. Juru bicara Apple menilai berbagai alamat dan kata sandi email yang ditampilkan tim peretas diperkirakan diambil dari layanan pihak ketiga yang terdahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement